Sibolga - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Suti Masniari Nasution mengajak pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan transaksi nontunai dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), mengatasi dampak Covid-19 di era new normal menuju pemulihan ekonomi.
Suti mengungkapkan, BI secara konsisten akan terus mendorong penggunaan transaksi nontunai, tidak hanya kepada masyarakat tetapi juga kepada pemerintah.
Menurutnya, saat ini terjadi shifting (perubahan) perilaku, terutama dalam kondisi pandemi Covid-19. Pertemuan yang sifatnya fisik telah dikurangi sehingga tatap muka dan interaksi antarmanusia berkurang.
Sejalan dengan itu, penggunaan transaksi tunai sebaiknya dialihkan ke transaksi nontunai. Ada banyak sisi positifnya, terutama menghadapi era new lifestyle.
Bank Indonesia tetap mendorong bagaimana perekonomian bisa berjalan dan bisa bergerak. Juga untuk menggeliatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
“Untuk itu, harus ada cara tertentu agar transaksi dan perekonomian tetap berjalan dengan lancar,” ujar Suti dalam media breafing di Graha Nauli KPw Bank Indonesia, Jumat, 10 Juli 2020.
Rumah ibadah di Sibolga, Tapanuli dan Nias juga sudah mengimplementasikan pemakaian QRIS
BI sudah memutuskan untuk mendorong transaksi nontunai dengan QRIS menghadapi kondisi new lifestyle. Tentunya ini akan sangat membantu ketika bertransaksi di era new lifestyle dan ke depannya.
“Kegiatan ekonomi di masyarakat tetap berlangsung, tapi bagaimana kita meminimalisasi dampak Covid-19, meskipun kita bertransaksi, khususnya di wilayah kerja KPw BI Sibolga,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, sebelum masa pandemi Covid-19, BI telah mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi nontunai dengan QRIS. Apalagi setelah pandemi seperti sekarang, tentu diharapkan transaksinya lebih memasyarakat dan meluas.
“Area yang sudah disosialisasikan, yaitu pedagang pasar. Jadi kami berharap salah satu pasar di Sibolga ini jadi pilot project, dan transaksinya dengan QRIS. Nanti kami koordinasi dengan pemerintah daerah, pasar mana yang paling siap,” katanya.
BI juga sudah mensosialisasikan QRIS di sekolah dan universitas, tidak hanya di Sibolga, tetapi di wilayah kerja BI Sibolga. Kemudian, pelaku usaha lainnya seperti pelaku usaha unggulan dan khas daerah.
“Rumah ibadah di Sibolga, Tapanuli dan Nias juga sudah mengimplementasikan pemakaian QRIS, terutama memfasilitasi masyarakat untuk infak, zakat dan sedekah,” pungkasnya.[]