TAGAR.id, Jakarta - Pemerhati Pangan, Irma Suryani Chaniago mengapresiasi kerja cerdas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) yang mampu menjalankan semua perintah dan arahan Presiden Joko Widodo.
Salah satunya adalah meningkatkan produksi dalam negeri sehingga Indonesia tercatat tidak melakukan impor beras selama tiga tahun terakhir.
"Ini yang saya sebut kerja cerdas. Tidak impor kan artinya kerjanya berintegritas. Tidak Macam-macam dan hanya fokus kerja saja. Saya kira ini perlu diapresiasi," ujar Irma, Minggu, 22 Mei 2022.
Saya percaya pak SYL bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Bahkan melebihi target yang ditentukan. Luar biasa dan sangat cerdas.
Menurut Irma, sektor pertanian sejauh ini adalah kunci sekaligus bantalan utama dari perekonomian Indonesia. Terbukti, Pertanian selama pandemi tetap memberi hasil yang cukup moncer, dimana ketersediaan pangan dalam negeri aman dan terkendali.
"Semua negera sedang jatuh karena pandemi. Belum lagi adanya perang Rusia dan Ukraina. Bahkan kita dihantam PMK. Tapi semua terkendali. Pangan kita aman. Puasa dan lebaran berjalan lancar," katanya.
- Baca Juga: Mentan SYL Ajak Pegawai Semangat Kerja Hari Pertama Usai Idul Fitri 2022
- Baca Juga: Mentan SYL Berikan Pembekalan Khusus untuk 745 Calon ASN Kementan
Ditambahkan Irma, pertanian dibawah komando Syahrul Yasin Limpo terus mengalami perbaikan ekspor. Kemudian perbaikan Nilai Tukar Petani yang mengindikasikan meningkatnya kesejahteraan petani.
"Saya percaya pak SYL bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Bahkan melebihi target yang ditentukan. Luar biasa dan sangat cerdas," katanya.
- Baca Juga: Mentan SYL Tegaskan Kondisi Beras Tahun 2022 Dalam Kondisi Aman
- Baca Juga: Selamat dari Menteri, Gubernur, Rektor dan Lembaga Internasional kepada Mentan SYL
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia sudah tidak mengimpor beras selama tiga tahun terakhir setelah sebelumnya mengimpor 1,5-2 juta ton beras setiap tahunnya. Ia berharap, capaian tersebut dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan menggenjot produktivitas dalam negeri.
"Yang biasanya kita impor 1,5 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah 3 tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya, produktivitas petani itu harus ditingkatkan," katanya. []