Dairi - Beras bantuan anggota DPR RI Djarot Saiful Hidayat dan bahan pangan ditemukan teronggok di gudang logistik Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Dairi. Bahkan ada bahan pangan sampai membusuk karena tak disalurkan.
Terungkap setelah empat anggota DPRD Kabupaten Dairi melakukan inspeksi mendadak ke gudang logistik yang berada di seputaran kantor Bupati Dairi pada Kamis, 18 Juni 2020 siang.
Ke empat anggota dewan yang melakukan sidak, yakni Lamasi Simamora, Batara Sinaga, Hendra Tambunan, dan Juangga Silaban.
Mereka masuk ke gudang dan di sana mereka diterima Ketua Pokja Logistik, Dekman Sitopu, yang juga Pelaksana Tugas Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).
Mereka menemukan tumpukan bahan pangan yang berasal dari donatur serta alat pelindung diri (APD), disinfektan serta barang lain.
Ada juga bantuan beras dan sembako lainnya dari anggota DPR RI Djarot Saiful Hidayat, yang diserahkan sebulan lalu teronggok di gudang. Ada juga bantuan dari PT Impola maupun Asri Power dibiarkan begitu saja.
Ke empatnya bergantian mempertanyakan temuan tersebut. Batara mempertanyakan keberadaan telur. Semula dia mendengar informasi banyak telur menumpuk hingga membusuk di gudang logistik dan benar adanya.
Dekman berdalih, dua minggu setelah telur bantuan diterima, sudah mengeluarkan bau busuk, sehingga tidak disimpan lagi. Dekman berjanji, akan menggantinya.
“Kita tidak tahu berapa lama mereka (donatur) simpan sebelum ke kita. Saya sudah sampaikan ke mereka (staf penjaga gudang), saya yang ganti,” katanya.
Batara dan Hendra juga mengamati bantuan beras dari anggota DPR RI Djarot Saiful Hidayat, yang masih tertumpuk di lokasi itu.
“Sudah satu bulan sembako bantuan Djarot. Kenapa belum juga disalurkan? Apa tidak mampu mengerjakan? Apa tidak ada data?” tanya Batara.
Gugus jalanlah ke pelosok. Lihat di sana, rumah sangat sederhana, orang tua atau sakit, diberi saja
Menjawab itu, Dekman mengatakan pembagian belum dapat dilakukan guna meminimalisir adanya penerima bantuan yang ganda. Juga karena bantuan sembako dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih dalam tahap pembagian.
"Takutnya kami, penerima double-double. Lagi pula sembako provinsi masih dibagi. Kalau ini nanti dibagi, takutnya ada pertanyaan masyarakat, kenapa ini jumlahnya berbeda,” kata Dekman.
Lamasi dan Juangga menimpali, seharusnya gugus tugas lebih intens turun ke pelosok-pelosok desa, memantau warga yang sangat membutuhkan bantuan.
Bisa dilakukan, mungkin dapat menggunakan biaya perjalanan dinas. Dikhawatirkan, jika sembako bantuan para donatur itu lama disimpan akan busuk.
“Gugus jalanlah ke pelosok. Lihat di sana, rumah sangat sederhana, orang tua atau sakit, diberi saja. Mau dua kali menerima, nggak apa-apa, kalau dilihat sangat pantas menerima. Ngapain ditumpuk di sini,” kata Lamasi.
Juangga terlihat meneliti data bantuan yang masuk dan keluar dari gugus tugas. “Kami minta data lengkapnya diberikan ke kami, agar bisa kami awasi,” katanya.
Kepada para dewan, Dekman mengatakan telah menggelar rapat untuk segera menyalurkan bantuan di gudang logistik tersebut.
“Tadi pagi kami sudah rapat di sini. Akan segera disalurkan. Ke guru honor kami rencanakan 333 (paket),” katanya.
Para dewan mengusulkan agar bantuan disalurkan kepada warga yang sangat miskin, orang tua, janda, yatim piatu, sakit menahun, dan lainnya, yang lebih membutuhkan.
Sementara itu, sebagaimana diberitakan di beberapa media belakangan ini, banyak warga Kabupaten Dairi yang tidak pernah memperoleh bantuan apapun dari pemerintah, dampak pandemi Covid-19.[]