Jakarta - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Khoirizi mengatakan belum ada kepastian mengenai kapan pemberangkatan haji akan dimulai kembali oleh pihak Arab Saudi.
“Sementara ini, kami terus mengikuti perkembangan. Kami terus menunggu dari Saudi,” ujar Khorizi Kamis, 20 Mei 2021.
Belum adanya kepastian ini, maka jemaah calon haji yang seharusnya mendapatkan jadwal keberangkatan tahun ini belum bisa melakukan pengecekan di laman Kemenag. Nantinya, penentuan keberangkatan jemaah menggunakan sistem proporsional.
Mereka yang mendaftar lebih dulu akan berangkat duluan, sedangkan yang mendaftar belakangan akan berangkat berikutnya.
Akan tetapi Khoirizi menegaskan bahwa calon jamaah haji sedang menunggu dan menyesuaikan aturan dari Pemerintah Arab Saudi untuk kepastian kapan akan dibuka kembali ibdah haji 2021 ini.
Sebelumnya, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah menyatakan bahwa ibadah haji 2021 akan kembali digelar dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat.
“Kecuali Arab Saudi memberlakukan batas usia dan lain sebagainya, maka kita akan mengikuti seluruh regulasi yang diatur,” kata Khoirizi.
Sembari menunggu kepastian dari Pemerintah Arab Saudi, Kementerian Agama mengimbau agar calon jemaah menjaga istitoahnya dan tetap bersabar.
“Dimohon kepada jemaah untuk terus menjaga istitoahnya mulai dari istitoah ibadah, perjalanan, dan khususnya istitoah kesehatan mengingat hari ini pandemi Covid-19 masih terus mengancam kita semua, bahkan dengan munculnya varian-varian baru ditenggah tenggah kita,” katanya.
Istitoah merupakan kemampuan kesehatan untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah haji Indonesia kebanyakan hanya paham manasik pada bagian kulitnya saja. Banyak hal yang belum diajarkan pada saat manasik haji diberikan kepada jamaah.
Selain itu, dia juga berharap para jemaah bisa menerima apa pun keputusan yang diambil baik oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi maupun Pemerintah Indonesia. Apa pun keputusannya, merupakan yang terbaik bagi jemaah.
Tak tangung-tangung Khoirizi mengatakan, keputusan yang diambil pemerintah kedua negara akan mengedepankan kesehatan dan keselamatan jemaah calon haji, mengingat pandemi Covid-19 belum juga usai.
- Baca Juga: Prioritas Vaksin, 14 Ribu Jemaah Haji Khusus Didaftarkan
- Baca Juga: Kemenag: Indonesia Belum Bayar Akomodasi Haji Jelas Keliru
Sebagai informasi, tahun lalu Arab Saudi menyelenggarakan ibadah haji dengan jumlah jemaah terbatas yang bermukim di negara itu. Saat itu ada lebih dari 18.490 pekerja yang direkrut untuk mengimplementasikan penyelenggaraan ibadah haji dan memberikan layanan terbaiknya bagi jemaah.
Dalam pelaksanaannya, ada 28 pusat layanan baru lengkap dengan protokol kesehatan yang ada di sekitar Masjidil Haram. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan para jamaah yang sedang melakukan ibadah haji.
Tercatat, lebih dari 13.500 staf kebersihan dengan peralatan terbaru juga dipekerjakan selama 24 jam di seluruh kota dan tempat-tempat suci.
Pekerja juga menggunakan 54.000 liter desinfektan ramah lingkungan. Pihak keamanan juga membuat jalur pembatas di sekeliling Ka’bah dan antara Bukit Safa dan Marwah. []