Belanja Berlebih? Kenali 5 Ciri-ciri Mengalami Shopaholic

Seseorang yang mengalami shopaholic biasanya kesulitan dalam mengontrol keinginannya untuk berbelanja.
Ilustrasi belanja (Foto: Tagar/Pexels)

Jakarta - Belanja memang suatu hal yang menyenangkan. Selain menyenangkan, belanja juga dapat menghilangi stress. Namun belanja yang terlalu berlebihan sampai menghabiskan banyak uang dan waktu, bisa jadi kamu mengalami shopaholic.

Shopaholic atau penggila belanja adalah satu kecanduan belanja yang dapat mendatangkan dampak buruk bagi yang mengalaminya. 

Seseorang yang mengalami shopaholic biasanya kesulitan dalam mengontrol keinginannya untuk berbelanja.

Kecanduan belanja ini semakin menjadi ketika adanya platform belanja online yang memudahkan orang dalam berbelanja. 

Berikut adalah ciri-ciri yang bisa menjadi pertanda seorang mengidap shopaholic.


1. Impulsif

Kebiasaan membeli barang tanpa perencanaan atau impulsif adalah salah satu ciri-ciri mengidap shopaholic. 

Biasanya keinginan membeli dipicu oleh emosi yang menjadi irasional dan perasaan dibandingkan logika. Biasanya, tipe orang seperti ini hanya belanja berdasarkan karena ketertarikan semata saja.

2. Menyesali, namun Tidak Berhenti

Shopaholic juga bisa merasakan penyesalan ketika melakukan belanja. Namun penyesalan dan kecewa yang dirasakan hanyalah perasaan sekilas saja. 

Ketika melihat suatu barang yang disukainya, pengidap shopaholic akan mengulangi aksi belanjanya kembali.

3. Belanja Merupakan Hobi dan Rutinitas

Karena terlalu sering berbelanja, pengidap shopaholic sampai bisa dibilang menjadikan belanja sebagai hobi dan rutinitas. 

Sementara teman-teman sebaya bermain, berolahraga, atau membaca buku, kamu lebih memilih untuk berbelanja. Kamu lebih memilih mengisi waktu luangmu dengan berbelanja dibanding bersosialisasi dengan teman.

4. Menyembunyikan Barang Belanjaan

Seorang shopaholic biasanya takut adanya ikut campur dari keluarga, teman, bahkan pasangan dalam rutinitasnya berbelanja. 

Kebanyakan mereka yang mengidap shopaholic berbelanja secara diam-diam karena sadar bahwa tindakannya kompulsif dan tidak rasional.

5. Memaksimalkan Uangnya untuk Berbelanja

Penderita shopaholic sulit untuk berhenti dari rutinitasnya, akhirnya berusaha untuk terus mendayagunakan seluruh uangnya untuk kebutuhan belanja. 

Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak negatif, terlebih di lingkungan terdekat. 

Bisa jadi karena keinginan belanja yang begitu besar penderita shopaholic rela berhutang agar keinginannya terpenuhi.[]

(Rafi Fairuz)

Baca juga:

Berita terkait
Google Uji Coba Fitur Belanja Online di Platform YouTube
Laman berbagi video YouTube dikabarkan tengah melakukan sejumlah uji coba cara baru untuk berbelanja di saluran platformnya.
Belanja Online Terbesar di Amerika Serikat Raup Rp 180 T
Cyber Monday tahun 2020 ini akan jadi Hari Belanja Online terbesar dalam sejarah Amerika Serikat (AS) diperkirakan raup Rp 180 triliun
Kemenperin: Transaksi Belanja Online Kosmetik Naik 80 Persen
Kementerian Perindustrian melihat selama pandemi Covid-19, transaksi belanja online produk kosmetik naik 80 persen.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.