Kudus - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus terus ajak masyarakat untuk mengenali, mengunjungi dan melestarikan cagar budaya yang ada. Salah satunya melalui kegiatan Belajar di Museum yang digelar di Museum Kretek, Senin, 28 September 2020.
Dalam kegiatan ini, peserta pelatihan diajak mengenal lebih dalam perjalanan Kabupaten Kudus dari masa ke masa. Mulai dari peradaban pra sejarah, di masa Sunan Kudus, kemudian masa pra kemerdekaan di Kudus hingga sejarah rokok kretek.
"Ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Museum Nasional. Kalau tahun-tahun lalu kegiatan kami lakukan dengan touring ke sembilan kecamatan. Dengan adanya pandemi ini, kami gelar terbatas," ujar Plt Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kudus Lilik Ngesti saat ditemui Tagar di lokasi pelatihan.
Akhir-akhir ini banyak cagar budaya yang mulai punah, menghilang dan terkikis waktu.
Lebih lanjut, Lilik menilai kegiatan edukasi cagar budaya menjadi salah satu kegiatan yang penting di era modern. Sebab cagar-cagar budaya yang ada kini mulai punah dimakan waktu.
"Akhir-akhir ini banyak cagar budaya yang mulai punah, menghilang dan terkikis waktu. Untuk itu, kami mengajak seluruh lapisan masyarakat bergerak mengenali, mengunjungi dan melestarikan cagar budaya di Kudus," tutur dia.
Ke depan, pihaknya mengharapakan munculnya rumah-rumah cagar budaya dan museum-museum baru di Kudus. Dengan begitu, cagar-cagar budaya yang ada akan tetap lestari dan tidak punah dimakan zaman.
"Sebagai kota religi dan modern, saya berharap Kudus bisa tumbuh museum-museum baru. Tidak hanya milik pemkab, tapi perorangan juga bisa mendirikan museum, seperti Museum Jenang," sebutnya.
Baca juga: Sejarah dan Fakta tentang Aplikasi TikTok
Dalam pelatihan kali ini, pihaknya menggandeng sejumlah komunitas di Kudus. Seperti komunitas seni dan budaya, UKM Sakam dari Universitas Muria Kudus, UMKM, komunitas senam, organisasi masyarakat hingga para guru sejarah di Kota Kretek.
"Peserta kami batasi hanya 35 orang sebagai bentuk kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Begitupun dengan waktu pelatihannya, kami batasi sehari satu jam," ucap dia.
Baca juga:
- 24 September Hari Tani Nasional, Seperti Apa Sejarahnya
- Sejarah Mas Agung Jadi Nama Panggilan Siwon Choi
Ditemui di tempat yang sama, Kepala UPT Museum Kretek Yusron tidak menampik kegiatan Belajar di Museum ini menjadi salah satu ikhtiar pihaknya untuk menarik animo untuk masyarakat berkunjung ke museum.
"Kudus punya catatan sejarah rokok kretek yang mendunia. Ayo kita belajar mengenali cagar budaya yang ada, agar kita bangga menjadi warga Kudus," ajaknya. []