Belajar dari Inggris, Hinca: Jokowi Tangkap Bandar Narkoba

Anggota Komisi III DPR RI Hinca IP Pandjaitan mendorong negara melalui aparatnya bisa belajar dari Inggris menangkap para penjahat narkoba.
Kapolda Jatim Irjen M Fadil Imran bersama Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho saat jumpa pers kasus bandar narkoba di Mapolrestabes Surabaya, Selasa, 12 Mei 2020. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Demokrat Hinca IP Pandjaitan mendorong Presiden Jokowi agar menuntaskan utang janji soal pemberantasan kejahatan narkoba.

Meski sudah menyampaikan pandangan dalam forum rapat dengar pendapat atau RDP Komisi III dengan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis dan jajarannya pada Rabu, 30 September 2020, Hinca kemudian menyuarakan soal kejahatan narkoba ini lewat tulisan.

Tulisan singkat yang kemudian diunggah di media sosial Facebook, Rabu, 30 September 2020. Hinca menyebut negara bisa belajar dari Inggris yang sukses menggulung para bandar narkoba.

Tulisan itu bertajuk: PAK JOKOWI; AYO KITA TUNTASKAN JANJI YANG BELUM TERBAYAR: TANGKAP BANDAR NARKOBA! Belajar dari Polisi Inggris!

Saat menonton Liga Inggris weekend lalu, saya tertegun lalu sedikit bingung dengan dilakukannya minute's silence atau sederhananya sebelum pertandingan dimulai. Seluruh orang di dalam stadion mengheningkan cipta sejenak selama satu menit. Ada apakah gerangan? Pikirku dalam hati.

Selama proses itu berlangsung, saya melihat di beberapa kursi tribun terdapat seragam petugas kepolisian yang membungkus penuh kursi tersebut. Ada apa ini tanya lagi tak henti dalam hati? Akhirnya saya ketahui bahwa kepolisian di Inggris sudah dan sedang menggelar operasi besar-besaran mengejar para bandar narkotika.

Seberapa besar?

Operasi tersebut berhasil meringkus lebih dari 1.000 orang pengedar dan bandar. Barang sitaan berupa narkotika yang diamankan juga tak kalah besar jumlahnya, yakni senilai 1,2 juta poundsterling.

Kepolisian Inggris tidak sendirian. Dalam operasi tersebut kepolisian negara Wales juga hadir dan juga melibatkan National Crime Agency serta British Transport Police. Tercatat oleh Daily Mail, ada sebanyak 43 pasukan yang turut serta dalam operasi besar tersebut.

Jauh dari Indonesia, saya apresiasi kerja kepolisian yang ada di Inggris dan telah sukses menggelar operasi besar tersebut dengan nilai sitaan yang fantastis.

Ini tentu menjadi pesan bagi para drug dealer di luar sana, bahwa aparat tidak diam walau pandemi masih terus berlangsung.

Dalam catatan saya, Interpol sudah mengumumkan kepada seluruh negara di dunia untuk mengantisipasi trik baru para bandar yang memanfaatkan masa pandemi dengan cara mengedarkan narkoba melalui delivery makanan.

Manipulasi seperti itu sudah terjadi di beberapa negara, seperti Spanyol, Inggris, Jerman dan bahkan ada kasus serupa di negeri tetangga Malaysia.

Pandemi ini ternyata tidak meruntuhkan bisnis dan perputaran uang pada kejahatan narkotika.

Hinca IP PandjaitanAnggota Komisi III DPR RI DR Hinca IP Pandjaitan XIII SH MH ACCS, dalam sebuah aksi pidato di areal gedung DPR RI di Senayan, Jakarta pada Jumat, 26 Juni 2020. (Foto: Tagar/Istimewa)

Mereka beradaptasi dan bergerak menjemput bola. Memanfaatkan situasi krisis karena pandemi, lalu bergerak menjalani misi dan aksi. Ini sebuah ancaman luar biasa bagi negara-negara di dunia, apalagi Indonesia.

Harga saham perusahaan teknologi besar memang meraup keuntungan yang luar biasa, seperti Facebook, Amazon, Netflix dan Google. Namun di tengah persaingan itu, bisnis narkoba juga turut serta dalam jalur yang berbeda dan di bawah kegelapan.

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) mengatakan dalam laporannya pada Juni 2020, bahwa pandemi ini menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, sehingga mereka lebih rentan untuk bergabung ke dalam kejahatan terorganisir seperti menjadi seorang pengedar, hal ini disebabkan tekanan akibat kehilangan pekerjaan tersebut.

Negara-negara lain di dunia sudah mulai mengantisipasi krisis pandemi ini kaitannya dengan perdagangan narkoba. Mereka mulai melakukan pemetaan jalur perdagangan yang semula dari darat dan udara, namun karena banyak negara yang menjaga perbatasannya dengan ketat oleh karena pandemi, kini jalur laut menjadi celah satu-satunya yang tersedia.

Apakah BNN dan Polri sudah membuat studi khusus mengenai ini?

Apakah negara kita berperang dengan senjata yang serupa, padahal penjahat telah berganti jubah dan memindahkan jalurnya? Apakah pemerintah sudah menaruh perhatiannya pada persoalan ini?

Saya tahu bahwa beban pemerintah sangat berat, namun jika soal narkoba ini dibiarkan begitu saja, akan semakin kelam negara kita.

Padahal Presiden Jokowi sudah kasih perintah tegas. Hasilnya masih belum juga berjalan baik. Badan Narkotika Nasional harusnya segera berekasi tentang hal ini.

UNODC, Interpol dan lembaga-lembaga lainnya padahal sudah keluarkan studi tentang perubahan iklim peredaran narkoba. Tapi Indonesia sepertinya biasa-biasa saja, padahal kita pasar. Pasar narkoba.

Presiden Jokowi yang terhormat perintahkan BNN dan Kapolri melakukan hal serupa seperti di Inggris. Sangar! Ini untuk membayar lunas janji yang belum terselesaikan. Untuk apa? Untuk selamatkan anak anak bangsa dari ancaman bahaya laten sindikat narkoba dunia!

Di saat pandemi Covid-19, sindikat narkoba dunia ini memanfaatkannya dan mengambil keuntungan tak terhingga.

Sungguh mereka sesungguhnya penjahat kemanusiaan yang tak termaafkan. Untuk soal ini saya akan terus mengingatkan Bapak Presiden Jokowi tanpa henti, yang kami di Sumut menyebutnya #NggakAcciCeng![]

Berita terkait
Hinca Pandjaitan Minta Kapolri Kejar TPPU Kejahatan Narkoba
Anggota Komisi III DPR RI Hinca IP Pandjaitan menyinggung tentang hasil tindak pidana pencucian uang atau TPPU kejahatan narkoba.
Hinca Pandjaitan Ingatkan Polri Netral dalam Pilkada Medan
Anggota Komisi III DPR RI Hinca IP Pandjaitan meminta agar aparat polri netral dalam pelaksanaan Pilkada Kota Medan.
Darurat Narkoba di Indonesia, Hinca Ingatkan Jokowi
Dalam peringatan Hari Anti Narkoba Internasional, Presiden Jokowi diingatkan tentang darurat narkoba yang pernah disampaikan lima tahun lalu.
0
Kekurangan Pekerja di Bandara Australia Diperkirakan Samapi Tahun Depan
Kekurangan pekerja di bandara-bandara Australia mulai bulan Juli 2022 diperkirakan akan berlanjut sampai setahun ke depan