Bekas Karyawan Twitter Dituduh Spionase Arab Saudi

Seorang laki-laki dari Arab Saudi dan dua mantan karyawan Twitter dijatuhi hukuman di AS karena menjadi mata-mata.
Logo Twitter

Jakarta - Seorang laki-laki Arab Saudi dan dua mantan karyawan Twitter dijatuhi hukuman di Amerika Serikat karena menjadi mata-mata bayaran untuk kerajaan Arab Saudi. 

Dikutip dari Reuters, seperti dilansir Antara, Jumat, 8 November 2019, Departemen Kehakiman AS menjatuhkan hukuman untuk dua mantan karyawan Twitter, Ali Alzabarah dan Ahmad Abouammo, serta seorang yang waktu itu bekerja untuk keluarga kerajaan Arab Saudi, Ahmed Almutairi, karena bekerja untuk Arab Saudi tanpa mendaftar sebagai agen mata-mata asing. 

Tuduhan tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post. Dalam surat tuduhan tersebut, Abuammo berulang kali mengakses akun seorang kritikus kerajaan pada 2015 hingga dapat melihat informasi berupa email dan nomor telepon. 

Dia juga pernah mengakses seorang pengkritik lainnya untuk mendapatkan informasi pribadi. 

Twitter menemukan Alzabarah secara ilegal mengakses data pribadi dan mengeluarkannya pada 2015. Tapi, Alzabarah sempat merekam data lebih dari 6.000 akun, termasuk diantaranya 33 akun yang sedang menjalani proses hukum. Pihak berwajib Saudi pernah meminta keterangan kepada Twitter tentang 33 akun tersebut dengan alasan kasus hukum. 

"Informasi ini bisa saja digunakan untuk mengidentifikasi dan mencair lokasi pengguna Twitter yang menyiarkan unggahan," kata Departemen Kehakiman dalam keterangan resmi. 

Sementara Almutairi dituduh sebagai agen ganda untuk pemerintah Saudi dan pegawai Twitter. 

Abouammo, warga negara AS, ditangkap di Seattle, Washington sementara dua orang lainnya diperkirakan berada di Arab Saudi. Abouammo ditahan sebelum sidang. 

Bayaran 

Departemen Kehakiman menyatakan dua mantan karyawan Twitter itu mendapat bayaran atau hadiah, salah satunya arloji mewah untuk informasi yang diberikan. Abouammo menyatakan menerima hadiah jam tangan senilai 35.000 dolar dan berusaha menjualnya di situs craiglist.org.

Washington Post menuliskan mereka direkrut oleh pejabat senior Arab Saudi, Bader al-Asaker, seorang penasihat Pangeran Mohammad. Bader al-Asaker kini menjabat sebagai kantor pribadi sang pangeran. 

Salah seorang tertuduh pernah mengunggah foto saat Pangeran Mohammad berkunjung ke Washington pada Mei 2015, sementara seorang lainnya datang ke Washington dari San Francisco di waktu yang sama. 

Twitter tidak berkomentar mengenai bagaimana mereka menyadari aktivitas kedua mantan karyawan mereka atau apakah mereka pernah melapor ke polisi

Sementara itu, Kedubes Arab Saudi di AS tidak memberikan keterangan kepada Reuters mengenai kasus ini, begitu juga dengan al-Asaker. []

Berita terkait
Diblokir AS, Huawei Lirik Pasar Smartphone Eropa
Huawei mempertimbangkan untuk memasarkan smartphone dan produk telekomunikasi lain di Eropa setelah mendapat sanksi dari Amerika Serikat
Cuitan Twitter Jokowi Paling Fenomenal
Cuitan Twitter Jokowi paling fenomenal sepanjang 20 Juni 2015 hingga 30 Oktober 2019. Paling disukai dan paling banyak dibagikan.
Gaya Jokowi Vs Donald Trump dalam Twitteran
Beda gaya Presiden Republik Indonesia Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam menggunakan Twitter. Masing-masing dengan ciri khas.