Beda Sikap GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah Soal UAS

Pengurus Wilayah GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan berbeda sikap saat merespon video viral berisi potongan ceramah dari
UAS

Makassar – Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan berbeda sikap saat merespon video viral berisi potongan ceramah dari Ustaz Abdul Somad (UAS) yang dianggap beberapa pihak telah menghina agama tertentu.

Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Sulawesi Selatan Rusdi Idrus mengatakan, seharusnya Ustaz Somad tidak mencaci dan memaki agama lain. Ia mendesak UAS segera meminta maaf atas beredarnya video viral tersebut.

"Menurut kami, bahwa dalam Islam sendiri kita dilarang mencaci dan memaki sesembahan agama lain, sebagaimana disebutkan dlm Alquran Surat Al An'am 108," kata Rusdi melalui pesan singkat kepada Tagar, Senin 19 Agustus 2019.

"Sepantasnya Ustaz Abdul Somad meminta maaf atas video viral yang diduga melecehkan sesembahan agama lain," kata dia.

Selain mengutip surat Al An'am, Rusdin juga mengutip potongan surat Al Kaafirun di mana disebutkan dan sudah jelas dikatakan lakum diinukum waliyadiin, yang berarti untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

Rusdi juga mempersilakan jika ada kelompok yang ingin menempuh jalur hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di negara Indonesia.

Sepantasnya Ustaz Abdul Somad meminta maaf.

Sementara itu, Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan Muhammad Yusran mengatakan, ceramah yang disampaikan oleh ustaz Abdul Somad itu tidak sama sekali bermaksud untuk menista agama lain.

Menurutnya, isi ceramah merupakan bentuk dari peneguhan keyakinan seorang penceramah kepada umat, dan itu di sampaikan di ruang tertutup dan jama'ahnya semuanya Islam.

"Jadi tidak ada yang salah menurut saya, seandainya itu disampaikan di ruang terbuka dan dihadapan orang banyak dengan latar agama yang berbeda maka itu baru salah, tapi ini kan tidak seperti itu," kata Yusran.

Yusran juga menilai, viralnya video tidak lagi perlu untuk dibesar-besarkan termasuk dengan melapor UAS ke polisi. Ia menganggap langkah tersebut dapat mempertajam konflik antar ummat beragama.

Pasalnya, Yusran melihat banyak ceramah-ceramah pendeta yang menjelekkan islam juga beredar di ranah internet, tapi karena disampaikan tertutup di dalam gereja dan di hadapan orang nasrani ia menilai ungkapan tersebut sebagai bentuk peneguhan keimanan yang sah-sah saja.

"Saya mengajak teman-teman pemuda untuk lebih arif dan bijaksana serta mengedepankan sikap saling memahami dan toleransi dalam melihat kasus ini," kata dia.

"Teman-teman pemuda tidak boleh bersikap reaktif apalagi sampai main lapor-lapor polisi sebelum mendapatkan kalrifikasi dari yang sebenarnya, ini semua untuk menjaga keutuhan persaudaran kita antar ummat bergama di Indonesia," katanya. []

Baca juga:

Berita terkait
PKS Jabar: Kasus UAS Hanya Alat Adu Domba
Sekretaris Dewan Syariah DPW PKS Jawa Barat, Tetep Abdul Latief, menduga viralnya kasus UAS hanya sebagai alat untuk mengadu domba.
Ceramah UAS, GAMKI: Umat Kristiani Bersabar dan Berdoa
GAMKI Tapanuli Utara tetap mengedepankan langkah-langkah bijak dan konstruktif dan bertindak sesuai ajaran Kristus sang kepala gerakan.
Presiden PKS Anggap Wajar UAS Dilaporkan ke Polisi
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman menilai hal yang wajar jika ada pihak yang melaporkan Ustad Abdul Somad (UAS).