Beda Pendapat Puan Maharani dan Megawati soal Peran Remaja

Ketua DPR RI Puan Maharani meyakini keberlangsungan Indonesia di masa depan tergantung kualitas generasi Z. Mega: generasi muda, hanya bisa demo.
Puan Maharani diwawancara wartawan dalam salah satu kesempatan. (Foto: Tagar/Humas DPR RI)

Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani meyakini keberlangsungan Indonesia di masa depan tergantung pada kualitas generasi Z alias para remajanya. Hal itu disampaikan Puan saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan kegiatan Parlemen Remaja Tahun 2020 di Jakarta, Senin, 2 November 2020.

"Generasi Z ini adalah generasi yang akan mengubah Indonesia. Dalam alfabet, huruf Z dianggap huruf yang terakhir. Tetapi, saya justru melihat generasi Z sebagai titik awal perjalanan baru bangsa Indonesia," ujar Puan dalam keterangan tertulis diterima Tagar.

"Para remaja yang saat ini berusia 16-17 tahun akan berada di puncak-puncaknya masa usia produktif 30-an akhir atau 40-an awal saat Indonesia berusia 100 tahun nanti," imbuhnya. 

Puan meyakini, di tahun 2045 nanti di antara para peserta Parlemen Remaja ini mungkin sudah ada yang menjadi anggota DPR, memiliki perusahaan sendiri, jadi ilmuwan, ahli teknologi, atau bahkan Menteri.

"Artinya, adik-adik inilah yang akan mengambil keputusan penting yang akan membentuk Indonesia ketika negara kita sudah berusia lebih dari 1 abad," ucapnya.

Menurut Puan, keberlangsungan masa depan Indonesia ini akan terwujud saat para remaja berperan aktif menjaga identitas sebagai bangsa Indonesia.

"Karena adik-adik ini adalah generasi yang penting bagi masa depan Indonesia, saya ingin menyampaikan harapan supaya semua berperan aktif menjaga identitas kita sebagai bangsa Indonesia," ucap Puan.

"Salah satu yang utama adalah dengan menjaga dan menerapkan Pancasila yang merupakan ideologi bangsa kita. Bukan hanya menghafal Pancasila, tetapi benar-benar menerapkannya." kata perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut.

Adapun Parlemen Remaja sendiri merupakan kegiatan tahunan DPR RI dalam rangka memeriahkan Hari Demokrasi Internasional yang jatuh pada tanggal 15 September setiap tahunnya. 

Untuk edisi 2020, Parlemen Remaja yang digelar secara virtual dan diikuti 134 siswa-siswi SMU/SLTA/SMK/Madrasah Aliyah dan sederajat dari 80 daerah pemilihan (dapil) ini berlangsung pada 2-6 November dengan tema "Gotong Royong Mengatasi Pandemi Covid-19. Optimis Kita Bisa!"

Para peserta dipilih setelah mempertimbangkan sejumlah aspek penilaian, seperti prestasi akademik dan non-akademik, partisipasi organisasi, penulisan esai, serta pembuatan video bertema "Jika Saya Menjadi Legislator, Apa yang akan Dilakukan dalam Menangani Pandemi Covid-19?". 

Menurut Puan, sebagaimana tema kegiatan Parlemen Remaja, peran generasi Z juga tak kalah penting dibanding kelompok masyarakat Indonesia lainnya dalam mengatasi penyebaran virus Corona di Indonesia.

"Gotong royong sangat dibutuhkan agar kita bisa melewati pandemi virus Corona ini. Kita harus saling mengingatkan sesama teman, ke orang tua kita, supaya benar-benar menjaga protokol kesehatan, yaitu cuci tangan dengan sabun, pakai masker, dan jaga jarak fisik," tutur Puan.

Sebagai Ketua DPR, Puan menyampaikan bahwa suara generasi Z tetap dianggap penting oleh lembaga yang dipimpinnya. Penerima gelar honoris causa dari Universitas Diponegoro itu juga memastikan DPR RI akan mendengarkan suara generasi Z dengan tangan terbuka.

"DPR sebagai rumah itu menerima masukan dan kritikan, termasuk dari anak-anak muda seperti yang mengikuti Parlemen Remaja saat ini," ucap Puan.

"Sebagai remaja tingkat SLTA, saya yakin kalian adalah generasi cerdas yang bisa memberi masukan dan kritik secara santun, tidak memakai bahasa kasar, tidak memaki-maki, tidak percaya hoax, dan telah memeriksa kebenaran setiap berita yang didapat," katanya.

Lihat juga: Bu Mega: Anak Muda Jangan Dimanja, Hanya Bisa Demo! 

Pendapat puan yang menyanjung generasi muda ini berbeda jauh dengan ibunya. Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri kembali melontarkan narasi kontroversial yang membuat buncah netizen, khususnya kalangan milenial. Mantan Presiden kelima RI itu meminta Presiden Jokowi untuk tidak memanjakan generasi muda, karena dianggap hanya bisa demo.

"Anak muda kita, aduh, saya bilang sama presiden, jangan dimanja, dibilang generasi kita adalah generasi milenial. Saya mau tanya hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral tanpa harus bertatap langsung?" kata Megawati.[]

Berita terkait
Rocky Gerung Bela Nikita Mirzani Kritik Puan Maharani
Nikita Mirzani tidak pernah bosan membuat riuh linimasa, kritikan untuk Puan Maharani mendapat pembelaan dari Rocky Gerung.
Dinasti Politik Jokowi Meniru SBY, Mega atau Denny Siregar?
Andri Rusta menilai Presiden Jokowi dan keluarga terjebak oleh manisnya kekuasaan, Denny Siregar tak sependapat Jokowi meniru SBY atau Mega.
Bu Mega: Anak Muda Jangan Dimanja, Hanya Bisa Demo!
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Jokowi untuk tidak memanjakan generasi muda, karena dianggap hanya bisa demo.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina