Beda Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan-Tri Rismaharini

Perbedaan gaya kepemimpinan Anies Baswedan dan Tri Rismaharini berpengaruh pada cara keduanya dalam memimpin rakyatnya.
Anies Baswedan dan Tri Rismaharini (Foto: Instagram/@aniesbaswedan, Antara News)

Jakarta - Setiap pemimpin memiliki pendekatan masing-masing agar dapat mengendalikan suasana masyarakat. Setidaknya ada empat aspek yang harus dapat dikendalikan pemimpin agar pemerintahan yang dijalankannya dapat berjalan dengan baik, yaitu gaya kepemimpinan, gaya komunikasi, gaya politik dan efektivitas politik.

Dari sederet pemimpin daerah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini merupakan sosok yang mendapat atensi besar dari publik untuk memimpin Jakarta atau Indonesia pada periode mendatang. 

membedah empat aspek tersebut berdasarkan pandangan pengamat politk, Ujang Komarudin.Tagar membedah empat aspek tersebut berdasarkan pandangan pengamat politk, Ujang Komarudin.

Gaya Kepemimpinan

Menurut Ujang, gaya kepemimpinan yang ditunjukkan Anies dan Risma sangat bertolak belakang. Menurutnya Anies Baswedan menunjukkan gaya kepemimpinan yang cenderung lebih kalem. Sementara, Tri Rismaharini menunjukkan gaya kepemimpinan yang lebih emosional dan meledak-ledak.

Hal ini menurutnya dipengaruhi latar belakang Anies dan Risma yang bertolak belakang satu sama lain.

"Anies juga gaya kepemimpinannya dia lebih mencerminkan seorang dosen gayanya lebih intelektual ya kan. Sementara Risma ya dalam konteks tertentu lebih merakyat," ujar Ujang saat dihubungi Tagar, Rabu, 31 Juli 2019.

Gaya kepemimpinan tersebut kemudian dapat dilihat dari pendekatan redaksional lewat pidato masing-masing maupun lewat pendapat yang diutarakan keduanya di ruang publik.

Anies BaswedanAnies Baswedan berkendara menggunakan Vespa bersama anaknya (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)

Gaya Komunikasi

Ujang mengatakan gaya kepemimpinan yang berbeda tersebut juga merembes gaya komunikasi Anies dan Risma yang juga berbeda. 

Menurutnya, tidak ada yang salah dengan perbedaan gaya komunikasi tersebut. Hal terpenting dalam komunikasi yang diutarakan pemimpin publik kepada rakyatnya adalah bagaimana dia mampu mengutarakan substansi kepada rakyat maupun bawahannya sehingga menimbulkan kesamaan persepsi.

"Dalam keadaan kritis atau chaos itu (komunikasi) penting diutarakan dengan kepala dingin. Itulah, pemimpin-pemimpin yang hebat itu dimanapun harus orang yang secara emosional lebih kalem dan santai tapi dia mampu menunjukkan ketegasan sesuai konteks nya," kata Ujang melalui telepon.

Metode Politik

Ujang berpendapat metode politik Anies Baswedan dan Tri Rismaharini secara substansi sama. Keduanya tentu menginginkan konsep kebijakan yang mereka rancang dapat dijalankan jajarang pemerintahan yang ia pimpin dan diterima masyarakat secara baik.

"Cara politik keduanya tentu berujung pada implementasi kebijakan yang dijanjikan. Karena posisi nya kepala daerah, ya tentu keinginan keduanya mengimplementasikan atau ingin melaksanakan janji-janji kampanye. Ya itu tadi mereka menggunakan gaya-gaya kepemimpinan masing-masing," ujarnya.

Perbedaan metode politik tersebut tidak menjadi hal yang perlu dikonfrontir karena metode tersebut juga harus disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat yang dipimpinnya.

Tri RismahariniTri Rismaharini ikut membantu mengatur arus lalu lintas di daerah banjir di Dukuh Nggendong, perbatasan Kecamatan Pakal dan Benowo, Surabaya. (Foto: Boy Slamet/Jawa Pos)

Efektivitas Politik

Pengamalan gaya komunikasi dalam pendekatan penyampaian janji kampanye yang akan diterapkan sebagai kebijakan publik daerah tersebut akan mempengaruhi efektivitas politik sehingga kebijakan publik dapat berjalan secara mulus. 

Menurut Ujang, efektivitas politik Anies cenderung lebih baik karena memiliki gaya komunikasi yang lebih kalem dan mengena untuk mayoritas masyarakat yang dia pimpin.

Sementara itu, Risma bukan berarti menggunakan gaya komunikasi yang salah. Sebagai orang kelahiran Jawa Timur, wajar saja Risma menggunakan gaya komunikasi yang keras dan tegas karena kebiasaan masyarakat yang dia pimpin kebanyakan berwatak keras.

Ujang menambahkan saat ini gaya kepemimpinan yang efektif dan dijadikan patron para pemimpin dunia adalah dengan cara pendekatan yang kalem dan santai tapi mampu menunjukkan ketegasan dalam konteks waktu dan situasi yang tepat.

"Menurut saya ke depan itu kepemimpinan yang santai yang mengena itu lebih diterima publik, sama seperti gaya politik pemimpin di dunia, termasuk Pak Jokowi yang santai, yang slow tapi tegas," kata Ujang.

Gaya komunikasi yang baik tentu sangat efektif untuk menjalankan politik pemimpin, khususnya dalam situasi genting. Sehingga masyarakat tidak mempersepsikan pemimpinnya tidak matang secara pola kepemimpinan.

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.