Batam Siapkan Alat Deteksi Cacar Monyet

Dinkes Kota Batam telah menyediakan alat pendeteksi panas tubuh sebagai langkah antisipasi penyebaran virus cacar monyet.
Dinkes Kota Batam telah menyediakan alat pendeteksi panas tubuh. (Foto: Antara)

Jakarta - Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusumardji, mengatakan pihaknya dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) telah menyediakan alat pendeteksi panas tubuh sebagai langkah antisipasi penyebaran virus cacar monyet.

Dengan alat itu, suhu tubuh setiap warga negara Indonesia dan asing yang memasuki wilayah Batam akan dipindai. Bila terdeteksi suhu tubuhnya tinggi, melebihi batas normal, maka akan dilakukan tindakan evakuasi untuk penanganan lebih lanjut.

Didi menerangkan, bila diduga ada penderita cacar monyet di Batam, maka langsung dibawa ke ruang isolasi di Rumah Sakit (RS) Badan Pengusahaan Batam atau RS Umum Daerah Embung Fatimah.

"Untuk kewaspadaan umum setiap RS yang curiga ada gejala cacar, ambil darah," ucapnya, dilansir dari Antara, Minggu 12 Mei 2019.

Gejala terinfeksi cacar monyet antara lain, penderitanya diserang demam, serta gangguan pernafasan.

Menurut dia, yang membuat penyakit itu menjadi berbahaya adalah karena radang pernafasan.

Senada dengan Didi, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau (Kepri) Tjetjep Yudiana, menerangkan pihaknya telah menyiapkan ruang isolasi di Batam dan Tanjungpinang untuk penanganan penyakit cacar monyet agar tak menyebar di Indonesia.

Tjeptjep menambahkan, untuk pengamanan di pintu pelabuhan internasional sudah disiapkan alat pendeteksi suhu badan.

Jadi, setiap wisatawan yang memiliki suhu badan di atas 38 derajat celcius dapat dicurigai dalam kondisi tidak sehat, sehingga perlu penanganan khusus.

"Harus dirawat, dan mendapat penanganan khusus dari tim medis," ucapnya.

Menurut Tjeptjep, virus cacar monyet belum masuk ke wilayah Kepri, meski demikian pihaknya harus tetap mewaspadai virus yang berasal dari Afrika.

Informasi tentang cacar monyet tidak perlu dibesar-besarkan, dan menjadi hal yang menakutkan. Meski tetap harus diwaspadai bersama dan dilakukan tindakan pencegahan.

"Potensi virus itu masuk ke Kepri cukup besar karena wilayah ini strategis, berbatasan dengan sejumlah negara, seperti Singapura dan Malaysia. Karena itu perlu dilakukan langkah-langkah produktif untuk mencegahnya," ucap Tjeptjep.

"Kalau sudah tahu di negara tertentu itu ada penderita cacar monyet, maka sebaiknya kita tidak mengunjungi negara itu sampai benar-benar ada jaminan kita tidak terinfeksi virus itu," imbuhnya. []

Baca juga: 

Berita terkait