Jakarta - Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Viktor S. Sirait, mengatakan pandemi corona (Covid-19) saat ini memberikan pelajaran bahwa industri farmasi di Indonesia masih rapuh.
Menurutnya, pengalaman pandemi Covid-19 ini harus membuat bangsa ini lebih siap ke depan dalam hal pemenuhan kebutuhan obat dan alat kesehatan dalam negeri.
Ia mengatakan evaluasi yang dilakukan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu menunjukkan industri farmasi 95% masih impor. Alat-alat kesehatan pun tak semua bisa diproduksi sendiri dan dibeli dari negara lain.
"Seperti yang pernah juga disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir, ketergantungan Indonesia dengan bahan baku impor menyebabkan banyaknya munculnya praktik-praktik kotor. Kalau ini tak dibenahi Indonesia tak akan pernah siap memenuhi kebutuhan farmasi sendiri," katanya.
Karena itu dia mendorong BUMN farmasi segera bekerja sama membuat obat dan alat kesehatan di dalam negeri dengan bahan baku juga dari dalam negeri.
"Saya yakin kita punya kemampuan untuk mandiri dalam bidang farmasi. Kita punya sumber bahan baku, tenaga kerja yang cukup, dan faktor pendukung lainnya untuk membangun industri tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan regulasi yang tumpang tindih yang menghambat pengembangan industri farmasi harus dibuang. Ia juga meminta agar ada insentif pajak buat investasi dan penemuan baru di bidang farmasi. Menurutnya, hal ini perlu untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri ini dengan baik.
"Kami percaya komitmen dan keseriusan Pak Erick Thohir untuk membenahi dan mempersiapkan industri farmasi dan alkes ini dengan baik ke depan," ujarnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi beberapa waktu lalu mengatakan saat pandemik ini terlihat industri farmasi masih belum siap. Apalagi, dari bahan baku yang masih impor hingga 95%.
Presiden juga menyoroti ketersediaan laboratorium serta kemampuan SDM dan peralatan di tengah covid-19. "Kejadian Covid ini menyadari kita semuanya betapa pentingnya health security," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi ternyata langsung bertindak. Jokowi sempat berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, soal relokasi pabrik-pabrik AS dari China ke Indonesia. Pemerintah sedang menyiapkan lahan 4.000 hektare di Jawa Tengah. Lahan itu khusus disediakan untuk kawasan ekonomi khusus untuk industri farmasi dan alat kesehatan.
Hal yang sama disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir. Ia mengatakan dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini tiap-tiap negara diuji kekuatannya untuk mampu menjaga supply chain (rantai pasok) dari dalam negeri. Sebab saat ini seluruh negara saat ini berebut untuk mendapatkan bahan baku demi memenuhi kebutuhan negaranya.
Untuk itu, dia mendorong mulai adanya kemandirian dalam hal bahan baku secara bertahap untuk perusahaan-perusahaan farmasi tersebut.
"Kalau hari ini 10%, tahun depan 30%, tahun depannya lagi 50%. Kita juga tidak anti impor. Memang ada beberapa yang tidak bisa dilakukan, tapi yang kita bisa lakukan, harus bisa," kata Erick. []