Bara JP: Bersihkan BUMN dari Kelompok Radikal

Kasus peretasan data Denny Siregar bisa menjadi pintu masuk bagi Kementerian BUMN bersihkan orang-orang dari paham anti Pancasila.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 2 Juli 2020. Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)

Jakarta - Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Viktor S Sirait, menyesalkan terjadinya pembobolan data pribadi pegiat media sosial Denny Siregar. Ia  mengucapkan terima kasih kepada polisi yang cukup cepat mengungkap pembobolan data tersebut dan menangkap pelaku.

Menurutnya, kasus ini bisa menjadi pintu masuk bagi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membersihkan orang-orang yang terindikasi menganut paham radikalisme dan anti Pancasila.

"Kasus ini tak sekadar pembobolan data pelanggan di Telkomsel. Kami menduga kejadian ini ada kaitannya dengan ideologi atau paling tidak ketidaksukaan si pelaku atas sikap politik Denny Siregar selama ini," katanya.

Ia menyesalkan ini terjadi di perusahaan milik negara atau BUMN. "Untuk itu kami mengingatkan Kementerian BUMN agar melakukan langkah evaluasi semua korporasi di BUMN, untuk memastikan bahwa semua direksi, komisaris, dan karyawan BUMN setia dengan Pancasila dan UUD 1945," ujarnya.

Viktor S SiraitKetua Umum Bara JP, Viktor S. Sirait (Foto: Bara JP)

Menurutnya, ini waktunya Kementerian BUMN melakukan screening kesetiaan terhadap Pancasila dan NKRI kepada semua direksi, pejabat, dan karyawan Telkomsel, juga BUMN lainnya, sehingga korporasi BUMN tidak disusupi ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

Lebih jauh ia mengatakan kebocoran data seperti yang dialami Denny, juga harus dilihat sebagai potensi ancaman spionase antarnegara. Menurutnya, BIN juga harus dilibatkan dalam men-screening pegawai, tidak saja di BUMN vital dan instalasi vital lainnya tapi juga di kementerian-kementerian utama. Ia mengatakan BUMN memang tidak mempunyai perangkat untuk mendeteksi ini, karena itu perlu kerja sama antar lembaga terkait.

"Kami berharap Menteri BUMN Erick Thohir jangan menganggap persoalan peretasan data Denny Siregar adalah hal biasa atau mendiamkan hal tersebut. Pernyataan ini adalah bentuk dukungan langsung Bara JP untuk Erick Thohir," ucapnya.

Viktor menambahkan kasus di Telkomsel ini semakin menguatkan dugaan banyaknya karyawan bahkan jajaran direksi di BUMN dan kementerian lainnya yang terpapar radikalisme dan anti Pancasila.

Ia mengingatkan pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, akhir tahun lalu, yang menyebut banyaknya karyawan di BUMN yang terpapar radikalisme dan berpotensi menular ke 2 juta karyawan BUMN.

"Bahkan Pak Erick Thohir akhir tahun lalu pernah mendapat data langsung dari Menko Polhukam Mahfud Md mengenai jumlah karyawan BUMN yang terpapar radikalisme. Ini persoalan serius, harus segera dibersihkan," katanya. []


Berita terkait
Bara JP: Ekonomi Sedang Rumit, Peran BUMN Sangat Penting
Di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19, peran BUMN sangat penting sebagai katalisator dan integrator untuk pertumbuhan ekonomi.
Bara JP: Ekonomi dan Pandemi Covid-19 Persoalan Utama Bangsa
Bara JP mengatakan persoalan utama bangsa saat ini adalah perekonomian yang semakin sulit dampak pandemi Covid-19. dibutuhkan soliditas pemerintah.
Bara JP Bengkulu: Isu Reshuffle untuk Ganggu Jokowi
Bara JP Bengkulu menduga ada pihak-pihak yang sengaja menyuarakan isu reshuffle Kabinet Indonesia Kerja agar konsentrasi Jokowi terganggu.