Banyuwangi - Setelah hampir enam bulan lamanya melakukan belajar dari rumah atau belajar daring akibat pandemi Covid -19, para pelajar tingkat SMA dan SMK di Kabupaten Banyuwangi mendapat angin segar.
Pasalnya direncanakan mulai 18 Agustus hingga 29 Agustus 2020, pembelajaran tatap muka terbatas akan diberlakukan.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wilayah Banyuwangi Istu Handono mengatakan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka tersebut merujuk Surat Edaran Gubernur Jawa Timur.
"Dalam surat edaran itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan relaksasi sedikit kepada dunia pendidikan tingkat SMA dan SMK. Relaksasi itu terhitung sejak 18 Agustus mendatang akan dilakukan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas," ujur Istu, Jumat, 14 Agustus 2020.
Apabila lancar dan aman kami akan usulkan penambahan
Untuk tahap awal kata Istu, pihaknya hanya menunjuk perwakilan tiga sekolah sebagai perwakilan SMA, SMK dan SMA LB. Tiga sekolah tersebut, yaitu SMA Negeri 1 Pesanggaran, SMK Negeri 1 Glagah, dan SMA LB Banyuwangi.
Baca juga:
- Respons DIY soal Balajar Tatap Muka dan Alasannya
- Bamsoet Minta Nadiem Tinjau Ulang Belajar Tatap Muka
- Covid Naik, Kota Magelang Tunda Sekolah Tatap Muka
"Tiga sekolah itu kami tunjuk untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. Karena sebagai wilayah kategori rendah penularan Covid -19. Sebab kami tidak ingin sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas justru menjadi kluster baru penularan Covid-19 di Banyuwangi," ujarnya.
Kata Istu, untuk dapat membuka pembelajaran tatap muka terbatas, juga terdapat syarat lain yang harus dipenuhi. Di antaranya, harus menerapkan protokol kesehatan Covid- 19 dengan ketat, mendapat izin dari orang tua atau wali murid, ada rekomendasi dari komite sekolah, serta mendapat izin dan rekomedasi dari Gugus Tugas Kabupaten Banyuwangi.
"Jika orang tua murid tidak mengizinkan anaknya sekolah karena masih ragu tertular Covid-19, maka tidak jadi masalah dan pihak sekolah tidak boleh memberi sanksi. Tapi mereka diwajibkan mengikuti belajar sistem online dari rumah," katanya.
Istu menjelaskan, jika dalam pelaksanaan belajar tatap muka lancar dan tidak menimbulkan kluster baru, maka pihaknya akan mengajukan pengusulan kembali penambahan siswa yang boleh mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas hingga 50 persen dari seluruh siswa di sekolah yang sudah ditunjuk.
"Apabila lancar dan aman kami akan usulkan penambahan. Bahkan ke depan kami juga akan mengusulkan penambahan sekolah lain untuk bisa membuka pembelajaran tatap muka. Dengan catatan mengikuti perkembangan Covid -19 di Banyuwangi," tukas Istu. []