Banyak Pejabat Ditangkap KPK, Ini Dampak Lanjutannya

Indonesia menghadapi permasalahan nasional karena banyaknya ketidakpercayaan di tengah-tengah masyarakat.
Diskusi kebangsaan bertajuk Quo Vadis Indonesia di Museum Nasional, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019. (Foto: Deddy/Tagar)

Jakarta - Indonesia menghadapi permasalahan nasional karena banyaknya ketidakpercayaan di tengah-tengah masyarakat

Hal ini dikatakan Bommer Pasaribu selaku keynote speaker dalam diskusi kebangsaan bertajuk Quo Vadis Indonesia di Museum Nasional, Jakarta, Rabu 7 Agustus 2019.

Dalam pidatonya Bommer menyoroti rendahnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pelaku pemerintahan yang banyak tertangkap KPK karena kasus korupsi.

Hal ini karena kepercayaan (trust) menurun karena tingginya kebohongan dan ketidakjujuran," ujar Bommer.

Bommer juga membandingkan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi kepada pejabat pemerintahan memengaruhi pembangunan nasional.

"Kita lihat Selandia Baru, negara-negara Skandinavia kenapa bisa maju? Karena ada trust, dan di sana korupsi cuma 0.0000 sekian persen," katanya.

Menurutnya saat ini di dunia sudah tidak lagi mengejar Gross Domestic Product (GDP) tapi Gross Domestic Happiness (GDH). 

Tingkat kebahagiaan kata Bommer lebih efektif untuk mengamalkan ideologi negaranya termasuk juga efektivitas pengamalan Pancasila dapat ditunjang dengan tingkat kebahagiaan masyarakatnya.

"Pancasila ideologi terbuka dapat diimplementasikan dinamis dan inovatif yang merupakan bagian 4.0, demokrasi politik, ekonomi dan sosial. Intinya keberanian kita. Kita harus berani menggeser paradigma dari GDP menjadi GDH," ucap Bommer.

Berdasarkan data yang dirilis World Bank pada 2019, tingkat GDH Indonesia berada di posisi 86, tertinggal dengan negara-negara maju di Eropa yang berada di peringkat teratas dunia.

Baca juga:

Berita terkait