Bank Sentral Amerika Naikkan Suku Bunga Sebesar 0,25%

Karena khawatir dengan inflasi yang tinggi dan perang di Ukraina yang menggantikan risiko akibat pandemi virus corona (Covid-19)
Seorang pialang saham tampak sibuk bekerja di saat layar di belakangnya menampilkan pidato dari Kepala Bank Sentral AS, Jerome Powell, di Kantor Bursa Saham New York, pada 26 Januari 2022 (Foto: voaindonesia.com - Reuters/Brendan McDermid)

Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat (AS), pada hari Rabu, 16 Maret 2022, menaikkan suku bunga sebesar 0,25% dan menjabarkan rencana agresif untuk mendorong biaya pinjaman ke tingkat yang membatasi pada tahun depan, karena khawatir dengan inflasi yang tinggi dan perang di Ukraina yang menggantikan risiko akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Dalam langkah yang mengejutkan, Bank Sentral Amerika memproyeksikan kenaikan suku bunga secara berkala sebesar 0,25% pada setiap dari enam pertemuan kebijakan the Fed tahun ini, yang akan mendorong suku bunga acuan ke kisaran antara 1,75% hingga 2% pada akhir tahun 2022. Suku bunga diproyeksikan akan meningkat menjadi 2,8 persen pada akhir tahun depan, di mana angka tersebut berada di atas level 2,4% yang menurut para pejabat akan memperlambat perekonomian.

Berbicara di akhir pertemuan kebijakan yang berlangsung selama dua hari, Kepala Bank Sentral Amerika Jerome Powell mengatakan kondisi perekonomian AS masih kuat, dan jika diperlukan maka para pejabat akan menaikkan suku bunga lebih agresif dalam pertemuan mendatang untuk mengendalikan inflasi.

warga amerika belanja d tokoKonsumen berbelanja di toko Walmart di Vernon Hills, Illionois, AS, Minggu, 23 Mei 2021. Lonjakan inflasi masih membayangi AS hingga kini (Foto: voaindonesia.com/AP)

“Kami akan melihat situasi yang berkembang, dan jika kami menyimpulkan bahwa akan lebih tepat untuk bergerak lebih cepat dengan menghapus akomodasi, maka kami akan melakukannya.”

Powell mengatakan ekonomi Amerika kuat dan seharusnya “berkembang,” bahkan di lingkungan di mana biaya pinjaman meningkat dan stimulus akan dihilangkan.

“Ini jelas waktunya untuk menaikkan suku bunga dan memulai penyusutan neraca,” tambahnya.

Bagaimana pun juga perlambatan ekonomi mungkin sudah berlangsung. Para pembuat kebijakan di Bank Sentral menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto tahun 2022 dari 4% yang diproyeksikan pada Desember lalu, menjadi 2,8% karena mulai mengabaikan risiko baru yang dihadapi ekonomi global.

“Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan kesulitan luar biasa pada manusia dan ekonomi. Implikasinya terhadap ekonomi Amerika sangat tidak pasti, tetapi dalam waktu dekat, invasi dan peristiwa terkait lainnya kemungkinan akan menciptakan tambahan tekanan pada inflasi dan membebani kegiatan ekonomi,” ujarnya (em/pp)/Reuters/voaindonesia.com. []

Inflasi di Amerika Capai 7% yang Terburuk Sejak 1982

Semakin Memburuk, Amerika Serikat Sentuh Inflasi Tertinggi

Inflasi di Amerika Serikat Terus Melonjak

The Fed Sebut Pemulihan Ekonomi Penyebab Lonjakan Inflasi

Berita terkait
Biden Dorong Pabrik-pabrik AS Kembali ke Amerika Atasi Inflasi
Biden punya solusi yang tampaknya berlawanan dengan saran untuk atasi inflasi yang tinggi, yaitu menarik pabrik-pabrik AS agar kembali ke Amerika
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi