Jakarta - Bank HSBC terlibat dalam kasus penipuan dengan modus pencucian uang (money laundering). Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd yang berkantor pusat di London, Inggris ini diduga mengetahui aksi penipuan dengan modus skema Ponzi yakni mengizinkan pelaku menstransfr dana bernilai puluhan juta dolar AS ke seluruh dunia, tanpa mempertanyakan asal usul dana.
Aksi penipuan ini terungkap berkat bocornya dokumen yang diperoleh Jaringan Penegakan Kejahatan Keuanan AS (FinCEN). Kasus penipuan dengan menggunakan skema Ponzi masih banyak terjadi, tak hanya di luar negeri tapi juga dalam negeri.
Lantas, apa itu penipuan ala skema Ponzi. Bagaimana modusnya?
Skema Ponzi adalah modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya. Bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan operasi ini.
Skema Ponzi biasanya membujuk investor baru dengan menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan investasi lain, dalam jangka pendek dengan tingkat pengembalian yang terlalu tinggi atau luar biasa konsisten. Mengutip dari wikipedia.org, kelangsungan dari pengembalian yang tinggi tersebut membutuhkan aliran yang terus meningkat dari uang yang didapat dari investor baru untuk menjaga skema ini terus berjalan.
Skema Ponzi dicetuskan oleh Charles Ponzi
Skema ini pertama kali dicetuskan oleh Charles Ponzi yang kemudian menjadi terkenal pada tahun 1920. Skema Ponzi didasarkan dari praktik arbitrasi dari kupon balasan surat internasional yang memiliki tarif berbeda di masing-masing negara. Keuntungan dari praktik ini kemudian dipakai untuk membayar kebutuhannya sendiri dan investor sebelumnya.
Ponzi menyatakan bahwa uang yang diperoleh dari investasinya akan dikirimkan ke agen di luar negeri, seperti Italia, di mana mereka membeli kupon tersebut. Lalu kupon itu dikirimkan kembali ke Amerika Serikat dan ditukarkan perangko yang harganya lebih mahal. Ponzi menyatakan keuntungan bersih setelah mengukur nilai tukar adalah lebih dari 400%.
Namun setelah berhasil memperoleh jutaan dolar Amerika, kedok dari praktik ini terbongkar. Hal yang tidak dapat dimungkiri karena dalam keadaan investasi yang dijanjikan, seharusnya ada 160 juta kupon yang dikeluarkan, tetapi hanya 27 ribu yang terealisasikan. Charles Ponzi kemudian ditangkap dan dipenjara karena kasus penipuan.
Mengenal Skema Ponzi
Jika tidak diberhentikan oleh pihak berwenang, skema Ponzi ini akan hancur oleh beberapa alasan:
- Promotor menghilang, dan mengambil sisa uang yang diinvestasikan (di luar uang yang telah dibayarkan pada investor sebelumnya)
- Karena skema ini memerlukan investasi berkesinambungan untuk membiayai keuntungan yang lebih besar. Ketika investasi ini melamban, skema ini mulai runtuh karena promotor kesulitan untuk membayar keuntungan yang dijanjikan. Krisis likuiditas ini sering menyebabkan kepanikan seiring dengan semakin banyaknya permintaan kembali uang mereka
- Pengaruh pasar eksternal, seperti ketika terjadi kejatuhan ekonomi (seperti kasus Skandal Madoff ketika resesi 2008), menyebabkan banyak investor menarik kembali sebagian atau seluruh dana mereka
Seperti diketahui kasus penipuan ala skema Ponzi yang melibatkan Bank HSBC berlangsung pada tahun 2013 dan 2014. Saat itu, HSBC mentransfer pelaku dari kantor cabang di Amerika Serikat (AS) ke kantor pusat di Hong Kong. Namun HSBC mengklaim bahwa pihaknya selalu memenuhi kewajiban hukumnya untuk untuk melaporkan aktivitas tersebut. []
- Baca Juga: Pasca Isu Penipuan, Saham Bank HSBC Anjlok ke Level Terendah
- Lampu Merah, Bank HSBC Akan PHK Massal Karyawan