Semarang - Intensitas hujan yang tinggi sejak dua hari terakhir memicu banjir dan berimbas terganggunya aktivitas warga di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Banjir terparah terjadi di Kabupaten Pati, Grobogan, Kudus, Brebes, dan Kota Pekalongan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Sudaryanto mengatakan, aktifitas warga di lima wilayah tersebut saat ini lumpuh akibat banjir yang belum juga surut.
Dari hasil pantauannya, banjir di Pati disebabkan jebolnya tanggul Sungai Hanoman. Brebes juga mengalami kejadian yang sama. Lalu, banjir yang menggenangi wilayah Grobogan karena limpasan air dari hutan yang masuk ke permukiman warga. Sedangkan banjir di Kudus terjadi lantaran luapan air di beberapa titik.
Bencana tidak bisa kita tebak kapan datangnya.
Sudaryanto menyebut Kota Pekalongan menjadi daerah yang paling parah terdampak bencana. "Kalau di Pekalongan, sekitar 1.200 warga terpaksa mengungsi. Di sana sudah ada tujuh titik pengungsian," katanya saat dihubungi Tagar, Kamis, 20 Februari 2020.
Ia melanjutkan, lebih dari 14 ribu keluarga terpaksa harus diungsikan demi keselamatan warga. Berdasarkan laporan yang ia peroleh, banjir di Pekalongan disebabkan luapan Sungai Meduri dan Bremi. "Berdasarkan laporan yang masuk ke saya, banjir di Pekalongan disebabkan meluapnya dua sungai, yakni Meduri dan Bremi," tutur dia.
Pihaknya menghimbau agar warga selalu waspada terhadap bencana banjir. Menurutnya, curah hujan dengan intesitas tinggi akan terus berlanjut di Jawa Tengah.
"Bencana tidak bisa kita tebak kapan datangnya. Misal soal longsor, kebanyakan terjadi saat warga masih tidur. Sementara untuk banjir, kadang kalau ada air kiriman dari atas kita tidak akan tahu," ucapnya.
Diketahui, curah hujan yang tinggi di Jawa Tengah saat ini sudah mulai memakan korban jiwa. Satu warga di Kelurahan Poncol Baru, Pekalongan Timur, Kota Pekalongan meninggal usai terseret arus banjir yang melanda rumahnya. Kemudian, dua warga, ayah dan anak, di Jagalan, Kota Semarang meninggal usai tertimpa bangunan rumah yang runtuh. []
Baca juga:
- Kreasi Survivor Menoreh Magelang Siaga Tanah Longsor
- Kearifan Lokal Magelang Hadapi Zona Kuning Bencana
- Jokowi Ajarkan Kepedulian Ekosistem Merapi