Labuhanbatu - Sedikitnya dua puluh orang menggelar unjuk rasa di jalan seputaran depan Mapolres Labuhanbatu. Aksi protes tersebut buntut dari banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sabtu, 28 Desember 2019.
Mereka merupakan mahasiswa yang menamakan Aliansi Masyarakat Peduli Hatapang (AMPHT). Meneriakkan penderitaan masyarakat di desa yang terkena bencana yang diduga akibat penebangan hutan dan telah memakan lima korban jiwa itu.
"Ribuan masyarakat korbankan harta benda lantaran banjir bandang akibat penggundulan hutan. Kami mendesak kepolisian untuk segera melakukan forensik legal audit terkait legalitas PT Labuhanbatu Indah (LBI) yang diduga kuat sebagai pihak yang menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Labura" kata Korlap aksi, Edy Ritonga di seputaran Simpang Enam Rantauprapat, Jumat, 10 Januari 2020.
Selain menyuarakan penderitaan korban, AMPHT juga menuntut PT LBI bertanggung jawab atas seluruh kerugian yang timbul dari banjir bandang tersebut. Bahwa banjir bandang akibat pembalakan hutan secara membabi buta.
Kalau hari ini ada yang mengatakan Kapolres Labuhanbatu merakyat, hari ini saya katakan Kapolres Labuhanbatu biadab.
Pemerintah Labura juga diminta bertanggungjawab secara hukum maupun moral karena terkesan melakukan pembiaran terhadap eksploitasi hutan.
"Kami minta hentikan seluruh kegiatan eksplorasi hutan di Hatapang dan Pematang, Kecamatan NA IX-X Labura. Karena dikwatirkan terjadi banjir susulan akibat penggundulan hutan. Dan meminta Bupati Labura untuk melakukan penanggulangan erosi dan banjir secara serius," papar dia.
Sementara, orator lain, Heriansyah Lubis menyebut Kapolres Labuhanbatu AKBP Agus Darojad tidak merakyat. Bahkan, di depan rumah dinas Kapolres, Heriansyah melontarkan kritik tajam terhadap sikap Agus Darojad.
"Kapolres merakyat, hari ini terbukti tidak merakyat. Kalau hari ini ada yang mengatakan Kapolres Labuhanbatu merakyat, hari ini saya katakan Kapolres Labuhanbatu biadab," ucapnya memakai pengeras suara di hadapan sejumlah personel kepolisian yang berjaga dan mengatur lalu lintas di lokasi aksi.
Ucapan kasar itu diutarakannya lantaran kecewa terhadap sikap Kapolres Agus yang tidak merespon aksi mereka hingga dua jam lamanya. AMPHT mengancam akan mengerahkan massa yang lebih banyak lagi jika suara penderitaan korban banjir tidak direspon.
"Jika aksi kami tidak ditanggapi dengan serius, maka kami akan melakukan aksi lebih besar lagi secara rutin dan bertingkat," katanya. []
Baca juga:
- Kata Kabaharkam, Ini Penyebab Banjir Bandang Labura
- Viral, Polisi Jatuh saat Bantu Banjir Bandang Labura
- Penebangan Hutan, Labura Diterjang Banjir Bandang