Sleman - Sejumlah penerbangan Internasional di Bandara Adisutjipto Yogyakarta ditiadakan untuk beberapa hari ke depan mulai 20 hingga 30 Maret 2020. Hal itu juga berlaku bagi warga Yogyakarta yang akan terbang ke luar negeri.
General Manager PT AP I Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan kebijakan itu menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi yang membatasi Warga Negara Asing (WNA) dan Warga Negara Indonesia (WNI) masuk atau keluar negeri.
"Menanggapi kebijakan itu, Bandara Adisutjipto selama 10 hari ke depan penerbangan di Bandara ini tidak ada," kata Pandu dihubungi wartawan. Sabtu, 21 Maret 2020.
Pandu menambahkan kondisi tersebut juga didukung oleh maskapai penerbangan yang telah membatalkan penerbangan. Misalnya maskapai Air Asia (penerbangan) Singapura dan Malaysia (ke Yogyakarta) seluruhnya sudah dibatalkan hingga 30 Maret ke depan. Begitu juga yang dari Yogyakarta ke dua negara tersebut.
Menanggapi kebijakan itu, Bandara Adisutjipto selama 10 hari ke depan penerbangan di Bandara ini tidak ada.
Meski demikian, saat ini pihak Bandara Adisutjipto sudah tidak melayani dua penerbangan internasional di Terminal B. Dua penerbangan yang dimaksud antara lain Singapura dan Kuala Lumpur (Malaysia).
"Malaysia dan Singapura sudah lockdown ya, artinya penumpang dari negara-negara itu tidak diperkenankan bepergian ke luar negeri. Begitupun dari Yogyakarta juga tidak ada. Itu juga beriringan sejumlah maskapai penerbangan yang membatalkan perjalanan ke luar negeri," tuturnya.
Disinggung soal kartu kesehatan yang dapat digunakan penumpang dalam keadaan terdesak, Pandu menjelaskan hal itu kewenangan dari KKP. Meskipun demikian penerbangan internasional dari bandara Adisujipto tetap ditiadakan selama kurang lebih dua pekan.
"Penumpang memiliki kartu pernyataan sehat (bebas Covid-19) itu kewenangan KKP. Tapi yang pasti saat ini dari kami, untuk 20-30 Maret 2020, penerbangan internasional sudah tidak ada," kata Pandu.
Diberitakan, Pemerintah Indonesia mengimbau dengan sangat kepada WNI yang ada di luar negeri untuk segera kembali ke Indonesia. Hal itu untuk mengurangi penyebaran virus yang sedang mewabah di Indonesia.
Pemerintah juga tak mengizinkan pendatang atau travelers dalam 14 hari terakhir ini mengunjugi delapan negara yang hingga saat ini terpapar virus corona yang cukup masif. Delapan diantaranya Iran, Italia, Vatikan, Spanyol, prancis, Jerman, Swiss dan Inggris. []