Bahas Tantangan dan Pengembangan Panas Bumi, IA ITB Gelar Saresehan Geothermal

Saresehan Panas Bumi: Tantangan Pengembangannya membahas potensi pengembangan panas bumi digelar di Sekretariat IA-ITB.
Saresehan \'Panas Bumi: Tantangan Pengembangannya\' membahas potensi pengembangan panas bumi digelar di Sekretariat IA-ITB, Jalan Taman Parta V No. 14, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Rabu, 29 Maret 2023.

TAGAR.id, Jakarta - Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) bersama dengan Ikatan Alumni Mesin Institut Teknologi Bandung (IAM-ITB) menggelar saresehan sekaligus buka puasa bersama.

Saresehan 'Panas Bumi: Tantangan Pengembangannya' membahas potensi pengembangan panas bumi digelar di Sekretariat IA-ITB, Jalan Taman Parta V No. 14, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Rabu, 29 Maret 2023.

Ketua Umum PP IA ITB Gembong Primadjaja menegaskan, Indonesia merupakan pemilik terbesar untuk potensi panas bumi di dunia namun pelaksanaannya perlu menjadi perhatian khusus sebab cukup kompleks hal-hal yang terkait di dalamnya.

Gembong mengatakan, sarasehan ini penting untuk mengetahui secara detail kondisi dan permasalahan yang ada, sehingga bisa mencarikan jalan keluar atau solusinya secara bersama-sama dengan stakeholder terkait.

“Acara ini juga akan meningkatkan awareness masyarakat terhadap potensi Geothermal yang kita miliki, sehingga masyarakat mau ikut serta masuk ke dalam ekosistem industri Geothermal, sehingga dapat tercipta listrik murah yang ramah lingkungan," katanya.

Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Harris Yahya, mengungapkan, Indonesia saat ini telah menyesuaikan diri dengan ikut berkomitmen di dalam target untuk mengurangi gas rumah kaca.

"Satu hal mungkin ya kalau kita lihat panas bumi sekarang dengan kondisi di mana dunia mengarah kepada green energi. Bahkan kita sudah meningkatn level taget kita yang tadinya menargetkan 29 persen tahun 2030 itu sekarang dinaikan menjadi 32 persen," katanya.

Ditegaskan Harris, hal ini merupakan satu bentuk komitmen yang secara tidak langsung memberikan dukungan yang sangat luar biasa untuk peningkatan panas bumi secara khusus.

"Panas bumi itu jenis energi terbarukan yang memiliki karakteristik yang melebihi batu bara. Panas bumi itu secara teori bisa beroperasi sampai 90 persen. Bahkan sekarang antara 85 sampai 90 persen. Ada bahkan mencapai 100 persen dari kapasitas yang ada," ujarnya.

"Mungkin dekat-dekat dengan nuklir, nuklir itu bisa mencapai 100 persen bahkan ada yang mengatakan kalau panas bumi itu nuklir juga, kalau nuklir yang kita kenal sekarang ini rekasinya ada di permukaan, kalau nuklir itu reaksinya ada di bawah.

Menurutnya, panas bumi Indonesia dikaruniai dengan sumber daya yang terbesar kedua, saat ini sudah mengembangkan panas bumi sebesar 2355 megawatt kapasitas, menjadikan Indonesia juga pengguna nomor dua terbesar dunia.

"Panas bumi adalah energi terbarukan yang bisa berkontribusi maksimal terhadap penurunan gas emisi rumah kaca. Kalau kita membandingkan 100 megawatt panas bumi menggantikan 100 megawatt PLTU batu bara, impact-nya sangat siginikan," katanya.

"Kalau kalau kita sekarang lihat komposisi pembangkitan yang ada, nomor satu memang masih batu bara mungkin sekitan 40-an persen listrik kita masih dari batu bara. Tetapi akselerasi ke depan energi terbarukan itu menjadi prioritas, masing-masing memang punya tantangan," ujarnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan HSSE PT Geo Dipa Energi, Rio Supriadinata Marza mengatakan, peningkatan daya seterum panas bumi di dalam negeri berjalan cukup konservatif selama 15 tahun terakhir. 

Daya kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) pada 2008 sebesar 1.000 megawatt (MW). Jumlah ini bertambah menjadi 2.200 MW sampai 2.300 MW pada 2023.

“Baru dua kali lipatnya dari tahun 2008 sampai 2023. Artinya hampir 20 tahun masih tak seberapa dan bila kita bicara ingin percepatan saya kira merger adalah pilihannya,” katanya.

Pihaknya pun mengusulkan agar pemerintah memberi kesempatan kepada Geo Dipa untuk berkembang secara mandiri. Alasannya, BUMN yang berada di bawah Kementerian Keuangan itu memiliki fasilitas produksi seterum panas bumi dari hulu ke hilir.

Pertamina, lanjut Rio, lebih relevan untuk mengatur ketahanan energi lewat optimalisasi produksi bahan bakar minyak dan gas. Sementara PLN diamanatkan untuk mengoptimalisasi pembangkit listrik dari sumber energi bersih selain panas bumi.

“Tapi kalau BUMN ingin konsolidasi karena semangatnya untuk merger jadi sebuah kekuatan yang besar untuk kepentingan negara, Geo Dipa siap ikut kemauan pemerintah,” pungkasnya.[]

Berita terkait
Ketua IA-ITB Terus Jalin Kerjasama antar Alumni ITB melalui Safari Ramadan
Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) memiliki anggota yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia.
IA-ITB Mendukung Pengembangan Usaha berbasiis Layanan Teknologi Informasi
Webinar yang diadakan pada Sabtu, 25 Maret 2023 ini mengusung tema ‘Mengembangkan Usaha berbasis Layanan Teknologi Informasi.’
IA-ITB Bangkitkan Ekonomi melalui Pergelaran Seni
IA-ITB Bangkitkan Ekonomi melalui Pergelaran Seni
0
Bahas Tantangan dan Pengembangan Panas Bumi, IA ITB Gelar Saresehan Geothermal
Saresehan Panas Bumi: Tantangan Pengembangannya membahas potensi pengembangan panas bumi digelar di Sekretariat IA-ITB.