TAGAR.id, Jakarta - Ikatan Alumni ITB bersama dengan Kridha Hambeksa serta Alumni Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan ITB menyelenggarakan pentas seni tari yang berjudul Ramayana di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Pergelaran dengan total lebih dari 200 penari dan pemain karawitan ini sukses memikat perhatian satu Gedung Teater Besar TIM. Acara ini dihadiri lebih dari 700 penonton dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, lansia, hingga para Duta Besar dari berbagai negara.
“Pergelaran ini kita perjuangkan dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi terutama yang terkait dengan bidang seni. Berbagai sanggar tari kita kolaborasikan dalam pergelaran ini,” buka Gembong Primadjaja, Ketua Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) sebagai penyelenggara pergelaran.
Selama 2 jam pertunjukan, penonton tidak habis-habisnya disuguhkan dengan tampilan dialog yang lucu, tarian yang indah lengkap diiringi musik karawitan khas Jawa.
“Seniman kita ini sangat kreatif, kompak dan memiliki talenta luar biasa. Latihan dilakukan secara serius di beberapa lokasi terpisah, namun hasilnya dapat disatukan dengan sangat apik. Terima kasih kepada Ibu Elly D. Luthan yang telah berkenan menjadi sutradara pagelaran ini,” imbuh Ketua Gembong.
“Dukungan IA-ITB sangat berarti bagi terlaksananya pergelaran ini. Mas Gembong memiliki perhatian sangat besar bagi berkembangkan kebudayaan dan nasib para pecinta dan pekerja seni,” ucap Didik Djunaedi, Ketua Panitia Pelaksana Pagelaran Ramayana kali ini.
“Dengan berbagai profesi, para penari berkumpul. Profesi mereka bermacam-macam, ada pengusaha, dokter, lawyer dan lainnya. Kisah Ramayana dipilih karena banyak yang mengenali dan lebih hitam putih dalam jalan ceritanya,” imbuh Produser dan Naskah Pentas Seni Paguyuban Kridha Hambeksa Bram Kushardjanto.
Pertunjukan ini disuguhkan pertunjukan dengan beragam garapan tari dan musik dengan gabungan tradisional dan modern. Unsur dialog teatrikal dalam Wayang Wong hampir keseluruhan digantikan oleh tembang. Ini membuat pergelaran Ramayana lebih mirip dengan opera tradisi ketimbang Wayang Wong.
“Goro-goro disajikan dalam campuran Bahasa Indonesia santai biar semua penonton yang berasal dari berbagai latar belakang dapat lebih mudah memahami keseluruhan jalan cerita,” pungkas Heidy Purnama, Wakil Ketua Panitia Pelaksana Ramayana 2023.
Tiket pementasan yang diselenggarakan di Gedung Teater Besar, Taman Ismail Marzuki Jakarta pada 28 Februari 2023 terjual laris dengan pembeli tiket berasal dari berbagai kalangan.
“Tiket kita jual dengan harga terjangkau agar pergelaran ini terjangkau bagi semua kalangan. IA-ITB mendukung sepenuh hati berbagai upaya pemulihan ekonomi bangsa pasca pandemi, apalagi yang terkait dengan para seniman yang termasuk sangat terdampak saat pandemi covid-19 kemarin,” tutup Gembong, Ketua IA-ITB.