Badan Penuh Tato, Pembunuh Novita Ini Menangis Sesenggukan

Jika bertemu keluarga korban, pemuda penuh tato ini berjanji minta maaf. “Saya benar-benar menyesal, saya minta maaf,” sambungnya sambil menangis sesunggukan.
Menangis atau Cari Simpati? Rifa’i alias Rembulan, pembunuh asal Mangkang Wetan, Tugu, Semarang, Jawa Tengah hanya bisa menangis dihadapan polisi, Senin (5/3/2018). Pembunuh Meta Novita Handayani (38), warga Ngaliyan, Semarang tersebut mengaku menyesal dan minta maaf ke keluarga korban. (Foto: Agus)

Semarang, (Tagar 5/3/2018) – “Saya menyesal telah memperlakukan korban seperti itu,” ucap Rifa’i (24), warga Mangkang Wetan RT 06 RW 07, Kecamatan Tugu, Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/3). Di hadapan polisi, pembunuh Meta Novita Handayani (38) warga Ngaliyan, Semarang ini pun menangis.

Jika suatu hari bertemu dengan keluarga korban, pemuda penuh tato ini berjanji akan meminta maaf. “Saya benar-benar menyesal, saya minta maaf,” sambungnya sambil menangis sesenggukan.

Dengan tangan terborgol, Rifa’i juga berjanji akan berkelakuan baik selama menjalani hukuman. “Aku ingin tekun sholat dan mengaji di penjara. Ini sudah terlanjur aku lakukan, aku minta maaf sama keluarga dan yang di Atas. Aku ingin bertobat sampai akhir hayat,” papar dia.

Di samping Rifa’i, YA alias L alias Liena Bledozz, 15, penduduk Dukuh Krajan Boja, Kendal hanya bisa menatap sayu sang kekasih. Gadis ingusan tersebut mengaku tak menyangka jika niatnya memberi pelajaran kepada Novita berujung pada kematian. “Sebenarnya niatnya hanya melukai, tidak membunuh karena pernah disumpahi, kalau sampai keluar (kerja) beberapa bulan tidak akan dapat kerja lagi,” sambung dia.

Namun niat hanya sebatas niat. Toh, perencanaan pembunuhan kuat kentara di kasus ini. Sebab Rifa’i nyata sudah menyiapkan pisau sepanjang sekitar 20 cm dari rumah. Dan tanpa banyak kata, pemuda yang biasa disapa YA dengan panggilan Rembulan ini langsung menghujamkan pisau ke tubuh korban. Usai pembunuhan, dua sejoli ini sempat cekcok. YA memprotes kekasihnya lantaran niat memberi pelajaran berubah menjadi pembunuhan.

“Dia yang minta tapi malah saya diprotes,” timpal Rifa’i.

Nasi sudah menjadi bubur. Mimpi indah Rifa’I menikahi gadis pujaannya usai Lebaran tahun ini terkendala jeruji penjara. “Sudah saya lamar dua bulan lalu, rencananya setelah Lebaran nanti kami menikah. Tapi saya tetap tanggungjawab akan menikahinya,” janji dia.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji menyatakan hasil pemeriksaan sementara, YA menjadi otak pembunuhan dari Novita. “Karena dia yang meminta Rifa’i untuk membunuh. Motifnya sakit hati kepada korban. YA pernah kerja di tempat korban sebagai pembantu rumah tangga selama dua bulan,” tukas Abiyoso.

Diberitakan sebelumnya, Novita ditemukan tewas di kediaman orang tuanya di Jalan Delima B 9 No 17 RT 03 RW 08, Perumahan Bukit Permata Puri Ngaliyan, Kamis (1/3). Selang dua hari kemudian, Rifai’i dan YA berhasil diringkus di kediaman kerabatnya di Banyumanik. (ags)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.