Bantaeng - Suasana mendung menggantung di langit-langit kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Hal itu tampak jelas dari awan gelap di bagian pesisir sebelah Selatan. Seperti yang dipantau Tagar tepatnya di sepanjang pantai Lamalaka.
Rupanya hal itu pertanda hujan deras akan melanda daerah bertajuk bumi Butta Toa ini, setelah lama tak dibasahi. BMKG dalam laman resminya memprediksi bahwa Kabupaten Bantaeng bakal turun hujan di siang hari dan berawan di malam hari nanti.
Hari ini, Kamis, 26 Desember 2019, di Indonesia termasuk wilayah yang terlewati jalur Gerhana Matahari Cincin atau GMC. Di Kabupaten Bantaeng, Prakirawan BMKG, Rizky Yudha mengatakan bahwa GMC masih bisa teramati.
Sepengetahuan kami belum ada dampak dari gerhana matahari ini kaitannya dengan cuaca dan iklim.
Rupanya awan gelap dan pekat yang membumbung di langit Bantaeng ini, tidak termasuk dalam proses fenomena terhalanginya cahaya matahari oleh bumi saat fase purnama kali ini.
"Sepengetahuan kami belum ada dampak dari gerhana matahari ini kaitannya dengan cuaca dan iklim," kata Prakirawan BMKG, Rizky Yudha saat dihubungi Tagar melalui pesan WhatsApp.
Namun begitu, kata dia, daerah yang dilintasi GMC bakal mengalami pengurangan radiasi matahari sesaat.
Seperti diketahui, GMC terjadi ketika matahari, bulan dan bumi tepat segaris. Pada saat itu, piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil dibandingkan piringan matahari.
Sehingga saat puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, yakni gelap pada bagian tengah dan terang di pinggirnya.
Diketahui pula wilayah yang terlewati jalur cincin pada GMC kali ini, yaitu Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Samudera India, Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Samudera Pasifik.
Sementara pengamatan, GMC ini teramati di sedikit Afrika bagian Timur, seluruh wilayah Asia, Samudera India, Australia bagian Utara, dan Samudera Pasifik berupa gerhana matahari sebagian. []
