Awal Mula Swakelola Management SBM ITB Diambil Alih Direkrorat ITB

Pendiri SBM ITB Profesor Sudarso Wiryono menjelaskan awal mula swakelola management SBM ITB diambil alih oleh Direktorat ITB. Inilah penjelasannya.
ekolah Bisnis dan Manajemen Intitut Teknologi Bandung (SBM ITB). (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Pendiri Sekolah Bisnis dan Management Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) Profesor Sudarso Wiryono menjelaskan awal mula swakelola management SBM ITB diambil alih oleh Direktorat ITB. Hal ini disampaikan Sudarso saat melakukan wawancara dengan Siti Afifiyah di kanal YouTube Tagar TV belum lama ini.

"Iya, jadi tadi saya ceritakan bahwa sejak berdirinya kita sudah dichallange oleh Pak Rektor Kusmayanto, “kamu sanggup nggak untuk ke mandiri dalam otonomi?” Kemudian diberi otonomi dalam pengertian kita swadana, cari sendiri, kelola sendiri," ujar Sudarso.

Pria yang kerap disapa Darso ini mengisahkan bahwa waktu berdiri pembagiannya yang diberikan Rektor Kusmayanto dari 100% uang yang didapatkan, 20% diambil oleh ITB sebagai overhead-nya, 80% dikelola oleh SBM tetapi menggunakan mekanisme rencana kerja anggaran (RKA) yang terpusat di ITB. 


Jadi kalau ditarik ke bawah, semua fakultas dengan sekolah yang lain sebenarnya yang membedakan kita dengan fakultas lain itu adalah proses bisnisnya itu, jadi misalnya kita itu di SBM itu bicara pendidikan bisnis, kewirausahaan, itu punya namanya mentor.


"Jadi seperti ini, misalkan saya punya uang Rp 100 juta itu dipotong ITB 20 juta kemudian 80 juta ini kita kelola dengan menggunakan mekanisme RKA, kita punya program ABCD, biayanya sekian, sekian, sekian, tidak boleh melebihi dari uang yang tersedia 80 juta tadi. Sepanjang itu, karena tadi perjanjiannya tidak pakai uang APBN, tidak boleh pakai uang ITB," ujarnya memberikan contoh.

Ia menegaskan tetap mengambil uangnya menggunakan mekanisme yang telah ditentukan karena semua uangnya masuk ke ITB pusat. "Kita ajukan sesuai dengan program perencanaan kerja kita dan ada sejarahnya. Dan itu berjalan terus selama 18 tahun sampai dengan tahun 2021 kemarin," ucapnya.

Tahun 2021, kata Darso, tepat pertengahan tahun, sudah ada 'sedikit gangguan', ada beberapa dana yang biasanya itu disesuaikan dengan RKA itu anggarannya SBM digunakan ITB.

"Anggaran SBM untuk ini-untuk ini, tapi biasanya kita tidak bisa menyerap dan tidak bisa menghabiskan uang, itu, maka uang itu diambil ITB. Pada pertengahan tahun 2021 yang lalu, itu ada 10 miliar, itu kita untuk ini, ini, ini. Nah tapi ya karena kita masih bisa beroperasi dengan jalan dengan tidak terlalu mengganggu itu, oke silahkan dipakai," sambungnya.

Kemudian, lanjutnya, pada bulan Oktober  surat (1) Erda, Wakil Rektor Bidang Keuangan yang menyatakan bahwa SBM harus mengelola keuangannya sama seperti fakultas, sekolah yang lain. Padahal waktu itu masih berlaku SK Rektor Nomor 16 tahun 2015 yang ditandatangani oleh Rektor Kadaesah Suryadi yang mengatakan bahwa pengelolaan keuangan seluruh fakultas, sekolah itu diatur oleh ITB kecuali SBM. 

"Memang SMB dikecualikan karena kita memang punya sistem. Sistemnya secara singkat, sistem yang tadi kita semacam block. Pada waktu Pak Rektor Kadarsah sudah 70,30. Kalau tadi Pak Kusmayanto 80,20. Nah 70,30 pada zaman Pak Rektor Djoko Santoso sampai Pak Kadarsah," kata Darso.

Pokoknya, kata Darso. selama masih di dalam batas uang yang 70%, silahkan. Karena, lanjutnya itu standar biaya yang sedikit berbeda dengan fakultas-fakultas lain. 

"Jadi begitu kemudian ada surat Pak Jaka, kita protes. Lho nggak bisa, surat edaran kan surat Edaran bukan suatu keputusan dan dibuat oleh Wakil Rektor masak bisa mengugurkan surat Rektor, kan nggak bisa dong? Secara hirarki, tata perundangan, peraturan nggak bisa," ucapnya.

Kemudian protws dosen, kata Darso dijawab dengan SK Rektor Reini nomor 1162 yang menyatakan bahwa semua diberlakukan, apa, pengelolaan keuangan tadi dengan standar biaya yang sama dan berlaku untuk semua fakultas sekolah tanpa terkecuali jadi termasuk SBM. 

"Jadi kalau ditarik ke bawah, semua fakultas dengan sekolah yang lain sebenarnya yang membedakan kita dengan fakultas lain itu adalah proses bisnisnya itu, jadi misalnya kita itu di SBM itu bicara pendidikan bisnis, kewirausahaan, itu punya namanya mentor. Punya namanya butor, itu yang mendampingi mahasiswa untuk dia berbisnis," ucapnya.

Ia mengatakan seblum lulus mahasiswa harus memiliki satu bisnis boleh melanjutkan atau stop sampai disana. Nah untuk itu, katanya, karena ini adalah doing bisnis, real bisnis, maka dosen mengajarkan aspek teoritis, dan akademis.

"Tapi yang praktek bisnisnya kan harus orang yang memang benar-benar punya bisnis, jadi dia punya pengalaman bagaimana menjalankan bisnis, mulai dan sebagainya. Itu kita ambil orang-orang yang berpengalaman, yang bisnis. Dengan aturan yang samakan dengan semuanya, ini nggak bisa," ucapnya.

Itulah, lanjut Darso yang menyebabkan proses pembelajaran dengan SBM kemudian terganggu. Karena aturan yang menyamakan fakultas lain. 

"Kalau fakultas lain nggak perlu ada mentor, gak perlu butor, mereka cukup misalnya asisten, asisten dosen, asisten akademik, karena memang membantu dosen untuk ke mengajar memberikan. Nah ini, proses bisnis yang berbeda ini tidak dipahami, dimengerti oleh pihak Rektorat, sehingga tadi, semuanya samakan, semuanya harus sama, seragam, gak bisa. Karena masing-masing fakultas punya karakteristik yang berbeda-beda," ujar Darso. []

Berita terkait
Sejarah SBM yang Sedang Berkonflik dengan Rektorat ITB
Pendiri Sekolah Bisnis dan Management InstitutTeknologi Bandung (SBM ITB) Profesor Sudarso Wiryono menjelaskan sejarah SBM dari awal.
Komisi X Jembatani Konflik Antara FD SBM ITB dan Rektorat ITB
Pada rapat tersebut, Komisi X mendengarkan aspirasi dari FD SBM ITB terkait swakelola yang berlangsung di SBM ITB selama 18 tahun.
Sandiaga Uno Dukung Penerapan Swakelola SBM ITB
Penasehat Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) Sandiaga Uno mendukung penerapan swakelola terhadap SBM ITB.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.