Australia Jatuhkan Sanksi Baru kepada Miliarder Rusia

Salah satunya seorang miliarder dengan koneksi investasi ke usaha patungan kilang alumina Gladstone milik Rio Tinto
Sebuah tanda menghiasi gedung tempat perusahaan pertambangan Rio Tinto berkantor di Perth, Australia Barat (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Australia, pada hari Jumat, 18 Maret 2022, memberlakukan sanksi pada dua oligarki Rusia yang memiliki hubungan dengan industri pertambangannya. Salah satunya seorang miliarder dengan koneksi investasi ke usaha patungan kilang alumina Gladstone milik Rio Tinto.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Marise Payne, mengatakan Australia bekerja sama erat dengan mitra internasional untuk meningkatkan tekanan sanksi terhadap oligarki yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina.

"Australia kini telah menambahkan dua miliarder yang memiliki hubungan dengan kepentingan bisnis di Australia, Oleg Deripaska dan Viktor Vekselberg," kata Menlu Payne dalam sebuah pernyataan.

menlu australia Marise PayneMenteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, di Washington, DC, 13 Mei 2021 (Foto: voaindonesia.com - Leah Millis/Pool via AP)

Payne mengatakan langkah-langkah itu merupakan sanksi tambahan dari sanksi sebelumnya yang berupa pembatasan terhadap 41 oligarki dan anggota keluarga dekat. Mereka diganjar sanksi keuangan dan larangan perjalanan.

Payne mengatakan pemerintah menyambut perusahaan-perusahaan Australia yang mengambil sikap berprinsip, yaitu memutuskan hubungan dengan Rusia "sebagai protes atas perang ilegal Moskow yang tidak dapat dipertahankan melawan Ukraina.”

Rusia mengatakan sedang melakukan "operasi militer khusus" untuk menghentikan pemerintah Ukraina melakukan "genosida,” tuduhan yang disebut Barat sebagai rekayasa.

Vekselberg adalah investor di sektor energi Rusia, yang memiliki kepentingan di sebuah perusahaan yang bekerja dengan Origin Energy dalam proyek gas di Cekungan Beetaloo di Northern Territory.

tambang rio tinntokantor perusahaan tambang rio tinto

Origin mengatakan sedang mencari klarifikasi tentang sanksi dari pemerintah Australia, dan mengatakan kepada Kantor Berita Reuters bahwa proyek Beetaloo Basin bukanlah aset produksi dan tidak memiliki pendapatan.

"Origin menegaskan kembali bahwa mereka terkejut dengan invasi Rusia ke Ukraina dan akan mematuhi semua aturan dan hukum Australia," kata Origin dalam sebuah pernyataan.

Dikatakan Vekselberg memiliki Lamesa Holdings, yang merupakan pemegang saham minoritas di Falcon Oil & Gas, perusahaan induk dari mitra junior Origin di Beetaloo Basin.

"Baik Lamesa Holdings maupun Mr Vekselberg adalah pihak dalam usaha patungan Beetaloo Basin. Mereka tidak memiliki peran, keterlibatan atau kesepakatan dengan, Origin atau usaha patungan Beetaloo Basin," katanya.

Perusahaan tambang patungan Australia-Inggris Rio Tinto tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang dampak sanksi terhadap Deripaska, yang memegang 44,9% dari EN+ Group, grup aluminium dan listrik Rusia.

EN+ Group adalah pemegang saham utama di perusahaan Rusia Rusal, yang memiliki 20% saham di kilang Queensland Alumina Limited (QAL) di Gladstone, usaha patungan dengan Rio Tinto.

Rio Tinto sebelumnya mengatakan pihaknya memutuskan hubungan dengan Rusal sebagai bagian dari penarikan keseluruhannya dari Rusia (ah/rs)/Reuters/voaindonesia.com. []

Australia Jatuhkan Sanksi Baru Terhadap Rusia

Jepang dan Australia Gabung dengan AS Berikan Sanksi ke Rusia

Australia Akan Terus Jatuhkan Sanksi untuk Rusia

Sanksi yang Bertubi-tubi Diprediksi Akan Runtuhkan Ekonomi Rusia

Berita terkait
Jepang dan Australia Kembali Jatuhkan Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia
Jepang dan Australia telah memberlakukan sanksi tambahan terhadap bank dan organisasi pemerintah Rusia
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)