Jepang dan Australia Kembali Jatuhkan Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia

Jepang dan Australia telah memberlakukan sanksi tambahan terhadap bank dan organisasi pemerintah Rusia
Jepang menjatuhkan sanksi pada tujuh bank Rusia, sedangkan Australia telah menargetkan semua entitas yang bertanggung jawab untuk mengelola utang Rusia (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Jepang dan Australia telah memberlakukan sanksi tambahan terhadap bank dan organisasi pemerintah Rusia. Bank Sentral Rusia sekarang juga ada dalam daftar sanksi Australia.

Australia dan Jepang pada hari Jumat, 18 Maret 2022, meningkatkan tekanan pada Rusia dengan menjatuhkan sanksi pada individu, bank, dan organisasi pemerintah Rusia.

Canberra memberlakukan sanksi pada Kementerian Keuangan Moskow dan tambahan 11 bank dan organisasi pemerintah, termasuk bank sentral, yang mencakup sebagian besar aset perbankan Rusia bersama dengan semua entitas yang menangani utang negaranya.

"Dengan dimasukkannya Bank Sentral Rusia baru-baru ini, Australia kini telah menargetkan semua entitas pemerintah Rusia yang bertanggung jawab untuk menerbitkan dan mengelola utang negara Rusia," kata Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, dalam sebuah pernyataan dikutip dari Kantor Berita Reuters.

menlu australia Marise PayneMenteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, di Washington, DC, 13 Mei 2021 (Foto: voaindonesia.com - Leah Millis/Pool via AP)

Sementara itu, Jepang mengatakan akan menjatuhkan sanksi terhadap 15 individu dan sembilan organisasi, termasuk pejabat pertahanan dan eksportir senjata dalam negeri Rusia, Rosoboronexport.

Sanksi tersebut, yang mencakup pembekuan aset, adalah yang terbaru dalam serangkaian tindakan yang dilakukan Tokyo sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tanggal 24 Februari lalu. Hinggi kini, Jepang telah memberlakukan sanksi terhadap 76 individu, tujuh bank, dan 12 organisasi Rusia, demikian menurut Kementerian Keuangan Jepang.

1 Jepang terus bekerja sama dalam proyek migas Rusia?

Jepang sendiri masih memiliki 30% saham dalam proyek minyak dan gas di Pulau Sakhalin, Rusia, setelah perusahaan migas Shell dan Exxon Mobil keluar dari proyek tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Fumio Kishida pada hari Rabu (16/03) tidak memberikan indikasi yang jelas terkait nasib investasi Jepang akan proyek tersebut. Ia menekankan bahwa proyek tersebut penting untuk keamanan energi Jepang, tetapi Tokyo juga memastikan komitmennya untuk tetap sejalan dengan kelompok negara G7 dalam memberikan sanksi melawan Rusia.

Dilansir kantor berita Reuters, Duta Besar Rusia untuk Jepang pada hari Kamis, 17 Maret 2022, mengatakan bahwa logis untuk mempertahankan hubungan "saling menguntungkan" dalam proyek energi Sakhalin.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyamarPresiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, berjalan di area penyamaran ketika ia berkunjung ke wilayah konflik di Donetsk, di timur Ukraina, pada 6 Desember 2021 (Foto: voaindonesia.com - Ukrainian Presidential Press Office via AP)

2 Zelnskyy: Rusia terkejut dengan tekad kami

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan Rusia terkejut dengan perlawanan yang dihadapi mereka sejak memulai invasi pada tanggal 24 Februari 2022 lalu.

"Ini adalah pertahanan kami," katanya dalam pidato video malamnya. "Ketika musuh tidak tahu apa yang diharapkan dari kita. Karena mereka tidak tahu apa yang menunggu mereka setelah 24 Februari. Mereka tidak tahu apa yang kita miliki untuk pertahanan atau bagaimana kita bersiap untuk menghadapi serangan itu."

Zelenskyy menambahkan bahwa Rusia berharap mendapati Ukraina seperti yang terjadi pada tahun 2014 silam, ketika Rusia merebut Krimea tanpa perlawanan dan mendukung separatis di wilayah Donbas timur. Namun, Ukraina sekarang adalah negara yang berbeda, dengan pertahanan yang jauh lebih kuat, kata Zelenskyy.

dirjen whoDirektur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, berbicara dalam sebuah kesempatan di Jenewa, Swiss, 29 November 2021 (Foto: voaindonesia.com - AFP/WHO/Christopher Black)

3 Ukraina butuh bantuan medis

Dilansir Kantor Berita Associated Press (AP), Direktur Jenderal Badan Kesahatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengecam invasi yang dilakukan Rusia dan menyebut perang menyebabkan gangguan layanan kesehatan dan medis. "Obat penyelamat kehidupan yang kita butuhkan sekarang adalah perdamaian," ujar Ghebreyesus.

Dalam pernyataannya kepada Dewan Keamanan PBB secara virtual, Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO telah memverifikasi 43 serangan kepada rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Ukraina di mana sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 30 orag terluka.

Sejauh ini, WHO telah mengirim sekitar 110 ton persediaan medis yang cukup ke Ukraina untuk diberikan kepada 4.500 pasien trauma dan 450.000 pasien yang dirawat selama sebulan. Gheberyesus mengatakan pihaknya akan mengirim 119 ton persediaan tambahan [rap/ha (Reuters, AP)]/dw.com/id. []

Sanksi yang Bertubi-tubi Diprediksi Akan Runtuhkan Ekonomi Rusia

Jepang dan Australia Gabung dengan AS Berikan Sanksi ke Rusia

Jepang Bekukan Aset Oligarki Kremlin

Australia Jatuhkan Sanksi Baru Terhadap Rusia

Berita terkait
Australia Akan Terus Jatuhkan Sanksi untuk Rusia
PM Australia, Scott Morrison, 17 Maret 2022, mengatakan negaranya akan terus menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap orang-orang terkemuka Rusia
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.