TAGAR.id – Australia menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap para pejabat Iran, pada peringatan dua tahun pemenjaraan dan kematian Mahsa Amini. Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Penny Wong, Senin (16/9/2024) menyatakan solidaritas “dengan para perempuan dan anak-anak perempuan” Iran dalam perjuangan mereka untuk kesetaraan dan pemberdayaan perempuan. Phil Mercer melaporkannya untuk VOA.
Menlu Wong, Senin (16/9/2024) mengumumkan sanksi keuangan dan larangan perjalanan terhadap pejabat-pejabat senior keamanan dan penegak hukum, yang diduga terlibat dalam “penindasan kekerasan” terhadap protes di Iran.
Wong mengatakan, situasi hak asasi manusia di Iran “mengerikan” karena aktivis perempuan terus ditahan dan dijatuhi hukuman mati. Senator Wong mengatakan kepada media Australian Broadcasting Corp. bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh otoritas Iran terus berlanjut sejak kematian Mahsa Amini dua tahun lalu.
“Kami mengenakan sanksi terhadap lima pejabat keamanan Iran dan pejabat penegak hukum yang terlibat, dalam apa yang disebut sebagai aktivitas penegakan hukum, yang pada akhirnya merupakan penindasan dengan kekerasan terhadap rakyat Iran.”
Nikita White, juru kampanye Amnesty International Australia, kelompok hak asasi manusia mengatakan kepada media lokal, Senin (16/9), bahwa hak asasi manusia memburuk di Iran. “Orang-orang dihukum setelah menghadapi persidangan yang sangat tidak adil. Banyak dari mereka melaporkan disiksa dan diperlakuan dengan buruk.”
Australia kini menjatuhkan sanksi terhadap hampir 200 individu dan organisasi yang memiliki hubungan dengan Iran, termasuk yang terkait dengan Garda Revolusi Islam. Awal tahun ini Kanada memasukkan kelompok itu sebagai kelompok teroris, menyusul langkah serupa yang dilakukan Amerika Serikat pada tahun 2019.
Pada hari Senin di Canberra, anggota parlemen oposisi dan juru bicara luar negeri bayangan, Simon Birmingham mendesak pemerintah Australia untuk memasukkan Garda Revolusi Islam ke dalam daftar organisasi teroris.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menggambarkan sanksi yang diumumkan oleh Inggris, Perancis dan Jerman sebagai “terorisme ekonomi.”
Araghchi menolak tuduhan Amerika Serikat bahwa Iran mengirim rudal balistik ke Rusia untuk membantu perangnya dengan Ukraina. (ps/jm)/voaindonesia.com. []