Amerika Serikat Bantah Ada Kaitan Antara Kecelakaan Helikopter Presiden Iran dan Sanksi

Upacara pemakaman adalah salah satu dari beberapa acara yang akan berlangsung pekan ini, ketika Iran menandai lima hari berkabungnya
Seorang pria mencium foto Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang meninggal dalam kecelakaan helikopter, pada upacara duka cita di Pusat Kebudayaan Iran di Peshawar pada 21 Mei 2024. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

TAGAR.id – Rakyat Iran berkumpul pada Selasa (21/5/2024) di Kota Tabriz di wilayah barat daya, untuk berkabung atas wafatnya Presiden Ebrahim Raisi, yang tewas pada Minggu (19/5/2024) dalam sebuah kecelakaan helikopter di wilayah itu.

Kerumunan berkumpul di jalan-jalan membawa poster dan spanduk dengan foto Raisi, bersama dengan dua tokoh lain yang juga meninggal dalam kecelakaan itu, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian.

Upacara pemakaman adalah salah satu dari beberapa acara yang akan berlangsung pekan ini, ketika Iran menandai lima hari berkabungnya.

Upacara juga direncanakan dilakukan di Qom dan Teheran, sebelum pemakaman Raisi di kota asalnya, Mashhad.

pelayat presiden iranPara pelayat berkumpul di sekitar truk yang membawa peti jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi dan rekan-rekannya yang tewas dalam kecelakaan helikopter di wilayah pegunungan di barat laut Iran, saat upacara pemakaman di Kota Tabriz, Selasa, 21 Mei 2024. (Foto: voaindonesia.com/via AP)

Para pejabat Iran tidak secara terbuka memastikan penyebab kecelakaan. Helikopter itu jatuh pada Minggu (19/5) di kawasan bergunung-gunung dalam cuaca berkabut, ketika delegasi Iran kembali usai menghadiri peresmian proyek bendungan di perbatasan Iran dan Azerbaijan.

Mantan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mencoba menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan sanksi yang diberikannya terhadap Iran. Zarif mengatakan kepada kantor berita AP, bahwa AS telah “melakukan embargo penjualan suku cadang pesawat dan penerbangan kepada Iran dan tidak membiarkan rakyat negara itu menikmati fasilitas penerbangan yang baik”.

AS menolak argumen tersebut, dengan Kementerian Luar Negeri menyatakan pada Selasa, bahwa Iran “telah menggunakan pesawat mereka untuk mengangkut peralatan guna mendukung terorisme”.

“Kami akan melanjutkan untuk sepenuhnya menerapkan sanksi-sanksi terhadap rejim ini, termasuk sanksi kami bagi penerbangan yang digunakan oleh pemerintah Iran,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Matthew Miller kepada para jurnalis.

“Pada akhirnya, adalah tanggung jawab pemerintah Iran sendiri atas keputusan untuk menerbangkan helikopter berusia 45 tahun dalam apa yang digambarkan sebagai kondisi cuara buruk, bukanlah pihak lain yang berperan,” tambah dia.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, menunjuk Wakil Presiden Mohammad Mokhber bertugas sebagai pimpinan eksekutif usai wafatnya Raisi. Sebuah pemilu untuk presiden baru direncanakan akan digelar dalam 50 hari.

Deputi Menteri Luar Negeri, Ali Bagheri Kani, ditunjuk sebagai penjabat Menteri Luar Negeri Iran. (ns/ab)/voaindonesia.com/VOA. []

Berita terkait
Pejabat Iran Sebut Presiden Ebrahim Raisi Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Presiden Iran Ebrahim Raisi beserta menteri luar negerinya dilaporkan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan helikopter