Perusahaan farmasi, AstraZeneca akan mulai memproduksi vaksin potensial untuk virus Covid-19
Jakarta - Uji coba vaksin Covid-19 sedang dilakukan oleh perusahaan farmasi yang berbasis di Inggris dan Swedia itu. Namun menurut CEO AstraZeneca, Pascal Soriot, perusahaan harus mulai membuat dosis sekarang sehingga dapat memenuhi permintaan jika vaksin terbukti efektif.
"Kami mulai memproduksi vaksin ini sekarang - dan kami harus siap menggunakannya pada saat mendapatkan hasilnya," ucap Soriot seperti diberitakan dari BBC News, Jumat, 5 Juni 2020.
Baca Juga: Kabar Baik, Rusia akan Uji Vaksin Covid-19 ke Manusia
Berbicara kepada program BBC Today, Soriot menyebutkan bahwa manufaktur sudah dimulai karena perusahaan ingin secepat mungkin vaksin itu tersedia. Menurutnya, perusahaan akan memasok dua miliar dosis vaksin Covid-19.
Jika berhasil, AstraZeneca akan dapat menghasilkan dua miliar dosis vaksin Covid-19
Soriot menambahkan, keputusan ini tentu saja menimbulkan risiko keuangan dan risiko keuangan adalah vaksin tidak berfungsi. "Lalu semua bahan, semua vaksin, yang telah kita produksi akan terbuang sia-sia," tuturnya.
Menurutnya, AstraZeneca tidak akan mencari untung dari memproduksi obat selama pandemi. Jika berhasil, perusahaan akan dapat menghasilkan dua miliar dosis setelah menandatangani dua kontrak baru pada hari Kamis, 4 Juni 2020, salah satunya adalah dengan miliarder filantropis Bill Gates.
AstraZeneca yang mengembangkan vaksin dengan para ilmuwan di Universitas Oxford, telah setuju untuk memasok setengah dari dosis ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Salah satu kemitraan baru adalah dengan Serum Institute of India (SII), produsen vaksin terbesar di dunia berdasarkan volume. Yang lainnya adalah kesepakatan senilai US$ 750 juta dengan dua organisasi kesehatan yang didukung oleh Bill dan Melinda Gates.

Perjanjian lisensi AstraZeneca dengan SII India adalah untuk memasok satu miliar dosis untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan komitmen menyediakan 400 juta vaksin Covid-19 sebelum akhir 2020.
Dua badan amal, Koalisi untuk Kesiapsiagaan Inovasi Epidemi (CEPI) dan aliansi vaksin GAVI, akan membantu menemukan fasilitas produksi untuk memproduksi dan mendistribusikan 300 juta dosis vaksin Covid-19. Pengiriman diharapkan akan dimulai pada akhir tahun.
Simak Pula: Bill Gates Sebut Vaksin Covid-19 Tidak Sempurna
Soriot berharap untuk mengetahui pada bulan Agustus apakah vaksin AZD1222 efektif. Sementara CEO CEPI, Richard Hatchett mengatakan masih ada kemungkinan vaksin tersebut tidak dapat berfungsi.[]