AS dan Negara-negara Teluk Tuduh Iran Pemicu Krisis Nuklir

AS dan Negara Teluk menuduh Iran menimbulkan krisis nuklir dan instabilitas di Timur Tengah dengan rudal balistik dan pesawat tak berawak
Potongan gambar dari video yang dirilis oleh satuan tentara Iran pada 13 Januari 2021 ini menunjukkan sebuah helikopter mendarat di kapal logistik milik Angkatan Laut Iran dalam sebuah latihan militer. (Foto: voaindonesia.com/Iranian Army via AP)

Jakarta – Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di wilayah Arab, pada Rabu, 17 November 2021, mengeluarkan pernyataan yang menuduh Iran menimbulkan krisis nuklir dan instabilitas di Timur Tengah dengan rudal balistik dan pesawat tak berawak.

Peringatan itu muncul dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan kelompok kerja Amerika dengan Dewan Kerjasama Negara Teluk mengenai Iran. Pertemuan tersebut diadakan di Arab Saudi.

"Semua peserta mendesak pemerintah baru Iran untuk memanfaatkan kesempatan diplomatik yang ada saat ini" dengan dimulainya kembali pembicaraan di Wina yang bertujuan menyelamatkan perjanjian nuklir Iran, sekaligus "mencegah konflik dan terjadinya krisis," tulis pernyataan tersebut.

Negosiasi yang berjalan secara tidak langsung antara Amerika dan Iran ditangguhkan setelah Iran memilih presiden baru pada Juni lalu. Kini negosiasi tersebut dijadwalkan akan dilanjutkan kembali pada akhir November 2021 mendatang.

fas nuklir iranFoto yang dirilis oleh Organisasi Energi Atom Iran menunjukkan interior Fasilitas Konversi Uranium Fordo di Qom, di Iran utara, 6 November 2019 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Pertemuan di Wina diadakan untuk menghidupkan kembali perjanjian multinasional 2015 yang bertujuan untuk mencegah pengembangan senjata nuklir oleh Iran.

"Iran telah mengambil langkah-langkah yang tidak memerlukan bantuan sipil namun itu akan menjadi penting untuk program senjata nuklir," tulis perwakilan AS, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Oman dan Kuwait dalam pernyataan tersebut.

Negara-negara itu juga mengutuk langkah yang mereka sebut "berbagai kebijakan Iran yang agresif dan berbahaya termasuk proliferasi dan penggunaan langsung rudal balistik canggih" termasuk drone.

“Dukungan Iran kepada milisi bersenjata di seluruh kawasan dan program rudal balistiknya menimbulkan ancaman nyata bagi keamanan dan stabilitas regional,” sebut pernyataan itu.

Beberapa negara Teluk seperti Qatar dan Oman sering berperan sebagai perantara bagi AS untuk berkomunikasi dengan Iran.

Arab Saudi, sebuah monarki Sunni yang sangat menentang Iran yang didominasi oleh kelompok Syiah, juga baru-baru ini melakukan dialog yang tenang namun nyata dengan tetangganya di bawah naungan Irak (mg/em)/AFP/voaindonesia.com. []

Program Nuklir Iran Akan Perkaya Uranium Sampai 20%

Prancis, Inggris, Jerman Kerubuti AS, Jangan Ganggu Kesepakatan Nuklir Iran

Menlu Amerika dan 3 Menlu Eropa Bahas Isu Nuklir Iran

Israel Dituding Iran Pelaku Sabotase Fasilitas Nuklir Natanz

Berita terkait
Menlu Iran Positif Covid-19 Jelang Pembicaraan Nuklir
Menlu Iran, Hossein Amir-Abdollahian, telah dinyatakan positif mengidap Covid-19 menjelang momen penting dalam upaya diplomatik
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.