Yogyakarta – Karya dari 78 seniman Indonesia akan dipamerkan di Yogyakarta dalam ajang Artjog 2020, yang pembukaannya akan dilaksanakan pada 1 September 2020. Kegiatan ini sekaligus pilot project event pertunjukan di Yogyakarta.
Kurator Artjog 2020, Bambang Toko, menjelaskan kegiatan bertema 'Resilence' ini menjadi sarana menjaga budaya saling support antar seniman, sekaligus berbagi spirit tentang ketangguhan
"Tidak ada seniman dari luar negeri, karena kami khawatir karya yang dikirim berpotensi bawa virus, kita cari amannya saja. Jadi, mayoritas seniman asli Yogya, yang luar hanya dari Jakarta, Bandung dan Bali," ucapnya, Kamis, 27 Agustus 2020, di sela simulasi Artjog 2020 di Jogja National Museum.
Bambang menambahkan, pihaknya tidak main-main dalam mempersiapkan protokol demi kenyamanan dan keamanan bersama. Antara lain dengan menerapkan sistem pendaftaran daring untuk pengunjung, demi meminimalisasi kontak langsung.
Pengunjung harus daftar dulu lewat portal online kami. Jadi, nanti di lokasi tinggal scan QR Code saja, sehingga tidak ada sistem ticketing manual.
Pengunjung yang sudah teregistrasi pun tidak serta-merta bisa masuk ke galeri, karena panitia membatasi jumlah per sesinya sebanyak 50 orang, agar tercipta jarak aman antar pengunjung dan tidak terjadi kerumunan.
Awalnya panitia menetapkan kunjungan maksimal 30 orang per sesi, tapi Wakil Wali Kota Yogyakarta mengusulkan 50. Mengenai kepastian jumlah pengunjung per sesi, kata dia masih menunggu rekomendasi dari Pemkot Yogyakarta.
“Kami juga sudah hitung, waktu dua jam per sesi dengan jalan santai itu sudah sangat mencukupi. Bahkan, sebagai antisipasi, kami juga siapkan sebuah ruang kesehatan di luar gedung utama yang ditunjang peralatan lengkap, lalu ambulance siap on call. Kita bekerja sama dengan RS Bethesda," tambah dia.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam Artjog 2020 tidak tersedia karya interaktif. Sehingga pengunjung hanya sebatas menyaksikan tanpa menyentuh.
Sementara, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, yang menghadiri simulasi itu mengatakan simulasi penting dilakukan sebagai upaya verifikasi lapangan.
"Nah, makanya, perlu dilakukan verifikasi lapangan dalam bentuk simulasi. Hari ini kami melakukan simulasi. Artjog ini kan event besar pertama, butuh kehati-hatian lebih," ujar dia.
Setelah melihat simulasi itu, Heroe optimistis Artjog 2020 bisa menerapkan protocol kesehatan dengan baik. Dia menilai panitia Artjog 2020 sungguh-sungguh menyiapkan protokol kesehatan.
"Tentu kami mendorong, event model seperti ini masih bisa terselenggara, karena kehadiran pengunjungnya bisa lebih diatur. Jadi, Artjog sangat dimungkinkan ya. Beda dengan pertunjukan seni besar di lapangan, kalau itu kita belum berani," kata Heroe.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang, menegaskan bahwa kegiatan itu merupakan pilot project kegiatan pariwisata MICE (Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions) di Yogyakarta sejak pandemi Covid-19.
"Artjog 2020 menjadi gelaran pariwisata MICE pertama yang berlangsung di Yogyakarta sejak pandemi Covid-19 melanda. Ya jadi pilot project," kata dia. []