Alasan Dua Layanan RS Pratama Yogyakarta Dihentikan

Dua layanan di RS Pratama Yogyakarta, IGD dan Poli dihentikan hingga 29 Agustus 2020 mendatang. Ini alasannya.
Suasana bagian depan pintu masuk Rumah Sakit Pratama Yogyakarta yang tampak sepi, Rabu, 26 Agustus 2020. (Foto Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta - Rumah Sakit (RS) milik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, RS Pratama, menghentikan sementara layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan poli. Penyebabnya, ditemukan kasus tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit tersebut yang positif Covid-19.

Tak tanggung-tanggung sudah tujuh nakes yang terpapar corona. Sebelumnya dua nakes di Kota Yogyakarta sudah terpapar lebih dahulu. 

"Untuk IGD sudah kami tutup sementara sejak 25 Agustus sementara layanan poli mulai 26 Agustus 2020. Semua layanan tersebut dihentikan hingga 29 Agustus 2020 dan dialihkan ke RSUD Wirosaban untuk IGD-nya dan ke rumah sakit terdekat untuk poli-nya," kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi di ruang kerjanya, Rabu, 26 Agustus 2020.

Selama pengalihan layanan karena adanya temuan kasus corona teranyar maka Pemkot memaksimalkannya untuk keperluan sterilisasi menyeluruh, atau disinfektisasi selama dua hari ke depan. Dia mengatakan, instalasi baru beroperasi lagi mulai 30 Agustus 2020 mendatang. "Sembari menunggu hasil tracing dan swab test terhadap pegawai dan nakes yang sampai saat ini masih terus kami lanjutkan dan semakin diperluas," ungkapnya.

Semua layanan tersebut dihentikan hingga 29 Agustus 2020 dan dialihkan ke RSUD Wirosaban untuk IGD-nya dan ke rumah sakit terdekat untuk poli-nya.

Pria yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta ini mengungkapkan, tujuh nakes yang terkonfirmasi positif, terdiri dari dua dokter, empay perawat dan satu tenaga rekam medis. Hingga Rabu, 26 Agustus 2020 seluruhnya masih menjalani perawatan intensif di RS Pratama Yogyakarta. "Semuanya dirawat di rumah sakit, karena menunjukkan gejala ya, meski beberapa gejalanya hanya ringan saja," kata dia.

Temuan kasus terbaru ini tak terlepas dari tracing dua nakes positif sebelumnya. Dari keduanya, dilakukan swab tes massal terhadap 103 orang yang meliputi pegawai maupun tenaga kesehatan. Dari jumlah tersebut, didapati tujuh orang yang tertular.

Menurut dia, perluasan tracing dilakukan dengan menambah jangkauan terhadap para pengunjung RS Pratama, terutama mereka yang berinteraksi dengan layanan IGD sejak 5 Agustus 2020. Pihaknya pun bakal mengundang beberapa orang yang masuk dalam data, untuk ditelusuri lebih lanjut.

"Terutama yang merasakan gejala, harus segera periksa. Kalau tanpa gejala pun harus isolasi mandiri. Kami hitung hari-hari yang berpotensi kapan saja, kami coba hubungi beberapa orang yang perlu tracing, supaya sebarannya dapat terkendali," papar dia.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tri Mardoyo memastikan, dua orang karyawan yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19, tidak terpapar dari pasien. Sebagaimana diketahui, satu di antara dua orang tersebut punya mobilitas tinggi karena berasal dari Karanganyar, Jawa Tengah.

"Jadi, yang bersangkutan memang sering bolak-balik dari Yogyakarta ke Karanganyar, sehingga mungkin dari situ dia tertularnya, bukan dari pasien," tandas Tri. []

Berita terkait
Pedagang Soto Legendaris di Yogyakarta Positif C-19
Pedagang Soto Lamongan yang sudah melegenda di Kota Yogyakarta terkonfirmasi positif C-19.
Kata KSAD soal Progres Obat Virus C-19 di Indonesia
KSAD Jenderal Andika Perkasa saat di Yogyakarta menyebut obat virus corona yang dikembangkan Unair, TNI AD dan BIN sudah selesai uji klinis.
Polda DIY Punya E-Nose, Alat Canggih Deteksi C-19
RS Bhayangkara Polda DIY punya alat canggih deteksi dini virus C-19. Bisa mengetahui positif atau negatif cukup dengan embusan nafas.