Aplikasi Scan Pendatang Cegah Corona di Sleman

Pemuda asal Sleman, Yogyakarta menciptakan scan untuk deteksi pendatang dalam rangka pencegahan Covid-19.
Warga Dusun Ngancar dan Josari, Desa Tridadi, Kecamatan, Sleman, Kabupaten Sleman bernama Priyo Sasongko, 35 tahun aplikasi scan pendatang cegah Covid-19 (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Sleman - Warga Dusun Ngancar dan Josari, Desa Tridadi, Kecamatan, Sleman, Kabupaten Sleman patut diacungi jempol. Pemuda bernama Priyo Sasongko, 35 tahun, membuat sistem identifikasi kendaraan pemudik yang memasuki dusun tempat tinggalnya.

Upaya itu untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan larangan atau pembatasan mudik, guna mencegah penyebaran Covid-19. Agar tidak semakin meluas di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di wilayahnya.

Aplikasi yang menggunakan stiker barcode ini sebagai salah satu cara mengidentifikasi penduduk asli. Pasalnya, pada awalnya Priyo cukup sulit membedakan kendaraan antara milik warga dengan pendatang. "Ini dilakukan sebagai upaya mencegah pemudik dari zona merah masuk desa," katanya pada Senin, 11 Mei 2020.

Priyo yang juga merupakan anggota Satgas Covid-19 ini mengatakan, meski akses dusun sudah dibuat satu jalur dan posko pengawasan sudah didirikan, namun dia khawatir kecolongan oleh pengendara zona merah yang masuk ke wilayahnya.

Dengan adanya stiker di setiap kendaraan, pekerjaanya sebagai anggota Satgas jadi lebih mudah saat melakukan pendataan. Karena para penjaga posko bisa melakukan scanning menggunakan aplikasi smartphone pada QR-code yang sudah tertempel di setiap kendaraan.

Ini dilakukan sebagai upaya mencegah pemudik dari zona merah masuk desa.

Cara bekerja aplikasi tersebut juga cukup mudah. Pengendara yang sudah mendapat stiker barcode yang akan masuk ke kampung nantinya cukup dilakukan scan oleh petugas tanpa perlu ditanya-tanya lagi.

aplikasi scan pendatang di slemanWarga Dusun Ngancar dan Josari, Desa Tridadi, Kecamatan, Sleman, Kabupaten Sleman bernama Priyo Sasongko, 35 tahun sedang mempraktikkan cara kerja scan bercode. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah).

Stiker barcode hanya boleh dimiliki oleh warga asli. Pembagiannya pun diawasi dan dilakukan oleh pengurus setempat. Sehingga bagi pendatang atau warga luar wilayah yang kendaraanya tidak ditempeli stiker, tentu akan sulit masuk ke kampung tersebut.

"Jika kendaraannya memiliki stiker barcode otomatis warga kami. Sehingga tidak perlu kami tanya-tanyai," ucapnya.

Inovasi stiker barcode sendiri sudah berjalan selama kurang lebih dua minggu terkahir. Hingga saat ini, kata Priyo, terhitung sudah lebih dari 200 kendaraan milik warga dusun yang sudah tertempel stiker barcode tersebut.

Selain memberlakukan identifikasi kendaraan melalui stiker barcode. Berbagai cara dilakukan agar Covid-19 tidak masuk ke dua dusun tersebut.

Anggota lain dari Satgas Pencegahan Covid-19 Dusun Ngancar dan Josari, Edi Setyo Ramelan, 54 tahun, mengatakan kesiapsiagaan warga terhadap pencegahan Covid-19 di wilayahnya sudah berjalan sejak dua bulan yang lalu.

Menurut dia, siapa pun yang masuk ke wilayah diberlakukan wajib cuci tangan. Bagi kendaraan yang dipakai pun, wajib disemprot cairan pembersih supaya terhindar dari virus. "Kamu tidak ingin kasus Covid-19 terjadi di wilayah kami. Kami juga berharap bisa memutus penyebaran virus Corona," ujarnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Antisipasi Lonjakan Corona Klaster Indogrosir Sleman
Pemkab Sleman mengantisipasi membludaknya dari Klaster Indogrosir. Seperti menyiapkan asrama haji untuk menampung yang reaktif.
Pengunjung Indogrosir Sleman Diminta Rapid Test
Pemkab Sleman meminta pengunjung Indogrosir menjalani rapid test. Sebanyak 1.500 RDT disiapkan.
Usai 27 Karyawan Indogrosir di Sleman Reaktif Corona
190 karyawan pusat perbelanjaan di Sleman rapid test, hasilnya 27 orang reaktif Covid-19.