Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menilai aplikasi dan game memiliki peranan besar dalam membangkitkan perekonomian dan kedaulatan digital sehingga perlu didorong dan diperkuat jejaring antarpelaku kreatif di berbagai daerah Indonesia.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari S. Sungkari menuturkan, aplikasi dan game sebagai bagian dari subsektor ekonomi kreatif harus mampu diadaptasi dan dimanfaatkan dengan maksimal dalam berbagai kesempatan yang ada.
"Kemenparekraf mendorong agar terus terjadi kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. Pemerintah tidak bisa melakukan sendiri, harus bersama-sama dengan seluruh pihak sehingga tercipta produk yang bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri dan kancah internasional. Tujuannya adalah kita memiliki kedaulatan digital yang kuat," kata Hari melalui siaran persnya yang diterima Tagar, Sabtu, 7 November 2020.
Mungkin saja produk itu adalah buatan dari beberapa studio yang merupakan gabungan dari Depok dan Balikpapan.
Ia menuturkan, Indonesia memiliki kekuatan yang besar untuk dapat mencapai kedaulatan digital melalui aplikasi dan game. Digital ekonomi Indonesia dari 2015 hingga 2018 mengalami peningkatan pertumbuhan 49 persen dari 18 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 27 miliar dolar AS. "Angka ini menjadikan Indonesia sebagai the fastest-growing digital economy di ASEAN," ujarnya.
Sementara untuk sektor game, market size game di Indonesia pada 2020 mencapai 1.004 juta dolar AS dan 672 juta dolar AS, di antaranya datang dari mobile game yang pertumbuhannya 70,1 persen year on year (YoY).
"Dari penguatan jejaring ini berharap nantinya ada produk game dan apps yang bisa menjadi tuan rumah di negara kita sendiri. Mungkin saja produk itu adalah buatan dari beberapa studio yang merupakan gabungan dari Depok dan Balikpapan, atau Balikpapan dan Malang, dan sebagainya. Menjadi hak milik bersama sehingga bisa jadi tuan rumah di negara sendiri dan bisa menembus pasar internasional," kata Hari.
Namun, kata dia, hal itu perlu didasari uniqueness, yang bisa didorong dari keragaman budaya yang dimiliki Indonesia. "Angkatlah kearifan lokal lalu bungkus dengan kekinian yang bisa kita buat, sehingga kita tidak membuat another mobile Legend dan another PUBG, tapi satu game dari Indonesia," tutur Hari.