Jakarta - Helicopter Investor adalah sebuah istilah yang merujuk pada investor yang mudah panik dengan investasi yang mereka lakukan.
Sikap panik tersebut membuat mereka bisa mengambil keputusan yang salah dan cenderung merugikan diri sendiri.
Berikut ini 4 tanda Helicopter Investor yang harus diwaspadai. Simak penjelasannya.
Terlalu Banyak Menonton Berita Keuangan
Investor yang cerdas adalah mereka yang mau mengikuti berita dan terus waspada terhadap tren yang terjadi di pasar.
Tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton berita keuangan, sebab hal tersebut bisa membuat Anda bereaksi secara berlebihan terhadap pasar.
Mudah Panik Saat Investasi Menurun
Jika Anda melihat diri mudah emosional setiap kali melihat harga saham menurun, maka mulailah keluar dari layar komputer dan menenangkan diri sejenak.
Ingatlah bahwa sifat saham adalah demikian dan Anda tidak perlu terlalu khawatir dengan pergerakan harga yang liar. Tidak perlu bereaksi secara berlebihan saat melihat harga saham menurun.
Selalu Memeriksa Portofolio Setiap Hari
Coba lakukan evaluasi dan cari tahu berapa kali Anda memeriksa portofolio investasi. Meskipun memantau portofolio itu penting, Anda tidak perlu memeriksanya terlalu sering. Idealnya Anda boleh saja memeriksa portofolio setiap satu minggu sekali atau satu bulan sekali.
Jika memeriksa portofolio lebih dari itu, Anda akan tergoda untuk mengutak-atik investasi.
Mudah Tergoda dengan Investasi Terbaru
Pendekatan investasi seperti di atas tentu saja salah, karena Anda hanya berorientasi dalam jangka pendek saja. Hal yang perlu diingat adalah investasi perlu mempertahankan pendekatan jangka panjang.
Jangan terburu-buru membeli produk investasi dan buatlah keputusan investasi berdasarkan analisis yang benar dan tepat.
Itulah 4 tanda yang menunjukkan bahwa Anda termasuk dalam Helicopter Investor yang terburu-buru dalam mengambil keputusan dan mudah panik saat hasil investasi menurun.
Mulailah dari sekarang untuk lebih tenang saat mengambil keputusan investasi dan belajar mengambil keputusan berdasarkan analisis rasional bukan hanya emosi semata.[]
(Erlangga)
Baca Juga:
- Kamu Investor Pemula? Abaikan 4 Hoaks Soal Investasi Ini
- Tips Melihat Kelayakan Proyek Bagi Investor
- 5 Cara Agar Sukses Menjadi Investor
- 3 Tokoh Investor Tersukses Sepanjang Masa