Untuk Indonesia

Anyaman yang Ramah Lingkungan dan Bernilai Ekonomis

Belakangan ini masyarakat lebih memilih peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik sehingga meminggirkan anyaman yang justru ramah lingkungan
Kerajinan Tikar Mendong. (Foto: kerajinanindonesia.id)

Oleh: Syaiful W. Harahap

Pada sebuah kongres tingkat internasional untuk kawasan Asia-Pasifik di Kuala Lumpur, Malaysia, tahun 1999, peserta yang jumlahnya ribuan mendapat ‘tas’ yang terbuat dari anyaman pandan dengan kunci yang terbuat dari batok kelapa. Ini menunjukkan kepedulian kerajaan Malaysia terhadap kerajinan tangan rakyat yaitu menganyam.

Sedangkan di Indonesia jika ada acara yang diberikan kepada peserta adalah goodiebag yang teruat dari kain atau plastik. Tentu saja ini tidak terkait dengan masyarakat luas karena dikerjakan secara pabrik.

Sebuah donor asal Amerika Serikat yang sering mendanai kegiatan terkait dengan masyarakat selalu menganjurkan agar kegiatan bisa jadi agen pemberdayaan (ekonomi) masyarakat.

Itulah yang dilakukan sebuah LSM di Jakarta, InfoKespro, ketika menyelenggarakan beberapa sosialisasi dan pelatihan di awal tahun 2000-an goodiebag-nya terbuat dari anyaman mendong (purun tikus yaitu salah satu jenis rumput yang hidup di rawa, termasuk anggota suku Cyperaceae, yang bisa jadi bahan anyaman). Tas mendong ini dipesan dari perajin di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Banyak peserta yang terkejut karena goodiebag yang khas. Bahkan, ada peserta yang meminta dua karena dibuat dalam berbagai warna. “Bagus untuk koleksi,” kata sebagian dari peserta. Ketika kegiatan selesai perajin tas mendong di Tasikmalaya berharap agar ada lagi kegiatan. Soalnya, sekarang jarang yang membeli peralatan rumah tangga yang terbuat dari anyaman.

Alas tempat duduk, misalnya, kalau dulu pakai tikar yang terbuat dari anyaman pandan atau rotan yang dibelah sekarang orang lebih memilih ‘tikar’ dari plastik dengan alasan praktis dan tahan lama. “Untuk alas kalau cucu nonton TV,” kata seorang nenek di sebuah angkot Cilegon-Anyar, Banten, 10 Desember 2019. Nenek tadi membawa ‘tikar’ yang terbuat dari plastik.

RotanPerajin merapikan tas anyaman rotan buatannya yang dipamerkan dalam salah satu pameran di Jakarta. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

Di pasar tradisional juga sekarang jarang ada tikar atau peralatan lain, seperti tas, yang terbuat dari anyaman pandan, kulit kayu atau rotan. Di tahun 1980-an beberapa warga Baduy sering datang ke kantor Redaksi Mutiara di Cawang, Jakarta Timur, menitipkan ‘koja’ atau ‘jarog’ semacam tas yang dianyam dari kulit kayu pohon teureup atau terap.

Di suku-suku lain, seperti di Papua, juga ada tas yang khas yang dianyam yaitu noken yang disangkutkan di kepala. Anyaman ini terbuat dari serat kayu. Noken masuk dalam daftar warisan budaya dunia tak benda UNESCO. Noken ini sarat dengan nilai budaya, seperti menunjukkan kedewasaan seorang perempuan. Kalau tak bisa menganyam noken seorang perempuan dianggap belum dewasa.

noken1Mama-mama di Papua menganyam noken (Foto: id.wikipedia.org)

Anyaman dari pandan, mendong dan serat kulit kayu termasuk ramah lingkungan karena mudah terurai, sedangkan tas yang terbuat dari plastik atau kulit buatan justru merusak lingkungan karena membutuhkan waktu yang lama agar bisa terurai.

Dalam kaitan inilah kiprah Kementerian Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, BUMN, Menkop UKM serta Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menentukan nasib perajin anyaman di Indonesia.

Ketika tas kresek dari plastik mulai dikurangi, ini merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan anyaman sebagai pengganti plastik. Tentu saja peran pemerintah, dalam hal ini kementerian, jadi penting artinya dalam menggerakkan potensi masyarakat tsb. Dana desa, seperti sering disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) supaya diarahkan kepada kegiatan yang produktif bisa juga dimanfaatkan untuk menggerakkan produksi anyaman dan penyediaan bahan.

Beberapa toko online menjual beberapa jenis perlengkapan rumah tangga hasil kerajinan tangan dari berbagai daerah. Tentu saja tidak ada pembinaan agar berkesinambungan dan hasilnya bisa dirasakan oleh perajin.

tas baduyTas khas Baduy (Foto: shopee.co.id)

Di berapa desa di Indonesia menganyam bebagai peralatan rumah tangga dari pandan, mendong, serat kulit kayu, rotan dan bambu merupakan pekerjaan ibu-ibu rumah tangga di sela-sela kegiatan mereka mengasuh anak.

Kementerian-kementerian yang disebut tadi perlu bersinergi agar kerajinan tangan yaitu menganyam bisa jadi sumber penghasilan ekonomi rumah tangga di desa. Ini merupakan salah satu langkah konkret dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa ini. []

Berita terkait
Kemendes PDTT: Desa Wisata Tulang Punggung Ekonomi
Kemendes PDTT memberikan penghargaan kepada 20 desa pemenang Desa Wisata Nusantara 2019. Penghargaan diharapkan menjadi motivasi desa wisata lain.
Desakan Ekonomi WNI Kapuas Hulu Miliki KTP Malaysia
Sejumlah WNI di wilayah Kabupaten Putussibau, Kalbar, yang berbatasan langsung dengan Malaysia mempunyai KTP Malaysia karena alasan ekonomi
Jokowi Minta Dana Desa di Sulsel Digunakan untuk Pemberdayaan Ekonomi
Presiden Joko Widodo meminta agar dana desa digunakan untuk pemberdayaan ekonomi desa.