Anjuran Dokter Reisa Agar Bebas Corona di Salon

Dokter Reisa Broto Asmoro mengingatkan seluruh masyarakat harus tetap waspada saat ingin berkunjung ke salon hingga barbershop di era new normal.
Dokter Reisa Broto Asmoro. (Foto: Instagram/reisabrotoasmoro)

Jakarta - Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengingatkan seluruh masyarakat harus tetap waspada saat ingin berkunjung ke salon, barbershop, atau tukang cukur rambut selama era new normal. Hal itu penting untuk menjaga penyebaran dan penularan virus Corona yang masih mewabah hingga sekarang ini. 

Dokter Reisa menganjurkan setiap orang hingga pelaku usaha harus menerapkan protokol kesehatan yang sudah diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020.

"Bisa memakai sabun atau hand sanitizer di pintu masuk dan tempat lain yang mudah diakses oleh pelanggan atau pengunjung, dan mewajibkan semua orang yang akan masuk harus mencuci tangan terlebih dahulu," kata dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Nasional, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu 27 Juni 2020.  

Dia menyarankan pengelola salon hingga jasa perawatan kecantikan lainnya tetap harus melakukan pemeriksaan suhu tubuh semua pelanggan hingga karyawan di pintu masuk. 

Yang paling penting, kita mesti budayakan juga kalau di dalam salon, atau barbershop, atau tempat perawatan kecantikan lainnya, kita harus menerapkan jaga jarak minimal 1 meter.

"Nah, kalau ditemukan pekerja, atau pelanggan, atau pengunjung dengan suhu diatas 37,3 derajat Celcius, dan sudah diperiksa sebanyak 2 kali dengan jarak 5 menit di antara pemeriksaan, dan mereka memiliki gejala penyakit, maka tidak diperkenankan untuk masuk," ujar dokter Reisa. 

Ketika pekerja salon melakukan pelayanan jasa kepada pelanggan, kata dia, wajib memakai masker, pelindung wajah/ face shield, atau pelindung mata, dan celemek. Khusus pelanggan semua wajib mengenakan masker dan jangan dilepas selama perawatan sedang berlangsung. 

Dokter Reisa menegaskan hindari peralatan yang digunakan bersamaan seperti handuk, alat potong rambut, celemek, dan sebagainya. Apabila ada alat yang harus digunakan secara berulang, tetap disanitasi dengan cara dicuci dengan deterjen, atau disinfektan. 

Para pelaku usaha jasa perawatan dan kecantikan juga harus memperhatikan sirkulasi udara dan sinar matahari yang masuk di tempat usaha tersebut. Ini sangat penting guna menjaga kualitas udara di sana. 

"Termasuk pembersihan filter AC dengan rutin, seperti pesan saya beberapa hari yang lalu," ucap Reisa. 

Dia berharap semua masyarakat harus melakukan transaksi pembayaran secara nontunai atau cashless dengan memperhatikan desinfeksi untuk mesin pembayaran.

"Nah, kalau harus bertransaksi dengan uang tunai, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau minimal menggunakan hand sanitizer setelahnya itu harus dibudayakan. Bahkan, budaya cashless ini sesuai loh dengan gerakan nasional nontunai atau GNNT yang dicanangkan oleh Bank Indonesia sejak Agustus 2014." ujar Dokter Reisa.

Reisa menegaskan para pelaku jasa perawatan dan kecantikan tetap memperhatikan kebersihan mulai dari tempat hingga peralatan yang digunakan. Pastikan semuanya dalam kondisi bersih dan melakukan disinfeksi secara rutin saat sebelum dan setelah dipakai. 

"Terutama, pada bagian-bagian permukaan meja, kursi, pegangan pintu, dan peralatan lain yang sering disentuh oleh orang lebih dari satu, dan yang paling penting, kita mesti budayakan juga kalau di dalam salon, atau barbershop, atau tempat perawatan kecantikan lainnya, kita harus menerapkan jaga jarak minimal 1 meter," tuturnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Prosedur Maskapai Penerbangan Saat New Normal
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) menerbitkan rekomendasi kesehatan khusus untuk industri penerbangan di era new normal.
Prosedur Pemakaian Disinfektan untuk Basmi Corona
Selama pandemi Corona, disinfektan kerap kali digunakan oleh masyarakat sebagai upaya pencegahan penyebaran virus berbahaya tersebut.
Prosedur Donor Darah di Masa Pandemi Covid-19
Pandemi virus Corona menyebabkan terganggunya sejumlah aktivitas medis, termasuk donor darah. Berikut prosedur donor darah di masa pandemi Corona.
0
FAO Apresiasi Capaian Kinerja Pertanian Indonesia
Kepala Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir.