Angka Kematian Corona DKI Rendah, Anies: Atas Izin Allah

Gubernur Anies Baswedan mengungkap ada tiga faktor angka kematian corona DKI rendah. Pertama, atas izin Allah. Kedua, paramedis, dan testing.
Anies Baswedan. (Foto: Tagar/Instagram @aniesbaswedan)

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan situasi terkini mengenai kebijakan terbaru dan persebaran wabah virus corona di ibu kota yang sudah memasuki bulan ke-7 saat masa pandemi. Dia melihat angka atau tingkat kematian (case fatality rate) akibat Covid-19 rendah.

"Sesungguhnya tingkat kematian Covid-19 di Jakarta memang rendah, yaitu 2,7%. Lebih rendah dari tingkat kematian nasional di angka 4,1%, bahkan lebih rendah dari tingkat kematian global di angka 3,3%," kata Gubernur Anies Baswedan, tayangkan dalam kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, dilihat Tagar, Rabu malam, 9 September 2020.

Atas izin Allah, Jakarta secara signifikan berhasil menekan angka kematian.

Menurut dia, hal ini bisa terjadi karena tiga hal. Pertama, ada campur tangan Tuhan. Kedua, peran tenaga medis yang sigap dan siap mempertaruhkan segala risiko. Ketiga, jumlah tes Covid-19 di ibu kota dapat dikatakan sudah memadai.

Baca juga: PSI: Anies Pintar Membuat Kabut Dalam Pemikiran Kita

"Atas izin Allah, Jakarta secara signifikan berhasil menekan angka kematian. Itu siapa yang paling berjasa dalam menekan angka kematian, ini lagi-lagi atas izin Allah, para tenaga kesehatan di Jakarta yang sigap menangani setiap kasus, mempertaruhkan nyawa risiko kesehatan diri mereka sendiri, dan alhamdulillah dengan jumlah tes yang juga memadai," ucapnya.

Menurut dia, hal itu ikut mendukung Jakarta untuk menemukan kasus terkonfirmasi Covid-19 lebih dini, sehingga bisa dilakukan perawatan atau isolasi mandiri bila ditemukan orang yang positif terpapar virus corona jenis baru itu. 

"Dengan testing yang tinggi, terdeteksi awal, mereka yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan, mereka yang lansia bila positif langsung isolasi dan langsung dirawat. Itulah sebabnya mengapa tingkat kematian di Jakarta persentase menjadi tingkat rendah, karena angka testing tinggi, tenaga kesehatan yang sigap," ujarnya.

Kendati demikian, ia harus mengumumkan bahwa Pemprov DKI Jakarta harus menginjak rem darurat dengan mencabut kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dan memberlakukan lagi PSBB seperti semula, karena melihat grafik terkonfirmasi Covid-19 yang kembali naik selama dua pekan ini. 

"Dengan melihat keadaan darurat ini di Jakarta, tidak ada pilihan lain selain keputusan untuk tarik rem darurat. Artinya, kita terpaksa berlakukan PSBB seperti awal pandemi. Inilah rem darurat yang harus kita tarik," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.

Anies beralasan, untuk mengambil keputusan tersebut Pemprov DKI mengacu pada tiga indikator, yaitu tingkat kematian, ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU khusus Covid-19, dan tingkat kasus positif di Jakarta. 

"Dalam dua pekan angka kematian meningkat kembali, secara persentase rendah tapi secara nominal angkanya meningkat kembali. Kemudian tempat tidur ketersediaannya maksimal dalam sebulan kemungkinan akan penuh jika kita tidak lakukan pembatasan ketat," ucap Gubernur Anies Baswedan. []

Berita terkait
Anies Usul Sepeda Masuk Tol, PSI: Tidak Masuk Akal
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI William Aditya Sarana menilai rencana sepeda masuk tol oleh Gubernur Anies Baswedan tidak masuk akal.
Sepeda Masuk Tol dan Sederet Anomali Anies Baswedan
Kebiasaan Anies Baswedan membuat kebijakan dengan melanggar aturan undang-undang bukan hanya soal sepeda masuk jalan tol, ini sederet anomalinya.
Gawat! Pandemi Buat Perusahaan Jadi Zombie Companies
Kontraksi ekonomi yang cukup dalam pada kuartal II/2020 membuat sejumlah perusahaan berada pada kondisi yang tidak pernah dialami sebelumnya
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.