Sepeda Masuk Tol dan Sederet Anomali Anies Baswedan

Kebiasaan Anies Baswedan membuat kebijakan dengan melanggar aturan undang-undang bukan hanya soal sepeda masuk jalan tol, ini sederet anomalinya.
Anies Baswedan. (Foto: Tagar/Instagram @aniesbaswedan)

Tahukah Anda, sekarang ini dunia terbagi menjadi dua kelompok besar, kelompok pertama orang yang setuju sepeda masuk jalan tol. Dan yang kedua ya orang yang menolak ide aneh itu. Pembelahan itu terjadi karena usulan Gubernur Anies Baswedan kepada Menteri PUPR agar sepeda diperbolehkan masuk tol.

Saya termasuk orang yang menolak usulan itu karena saya masih punya otak. Penolakan saya, saya tulis di akun Facebook. Dan tulisan saya itu ditanggapi Eep Saefullah Fatah. Anda ingat dong siapa Eep. Konsultan politik yang berhasil mengemas kampanye bernuansa SARA untuk memenangkan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2017.

Ini kata Eep ya, dalam pembelaannya atau dalam klarifikasinya berkenaan dengan usulan sepeda masuk jalan tol. Sepeda yang diusulkan Anies itu akan dilaksanakan dengan cara menutup jalan tol Lingkar Dalam Jakarta pada Minggu pagi, pukul 06.00 sampai pukul 09.00.

Perkiraan saya sih mungkin bertepatan dengan Car Free Day (CFD). Padahal di suratnya Anies kepada Menteri PUPR, dia hanya minta satu ruas sisi barat saja yang ditutup. Tidak seperti yang dikatakan Eep menutup total jalan tol.

Artinya menurut Eep ini ya, jalan sepeda nanti tidak berbarengan dengan kendaraan lainnya. Sepeda tidak harus bertemu tronton, tidak harus bertemu truk. Yang saya sayangkan, Eep tidak membahas kenapa Anies mengusulkan kegiatan yang itu sebetulnya melanggar undang-undang, melanggar peraturan pemerintah.

Sudah jelas aturan yang ada dalam UU maupun PP, menentukan jenis kendaraan apa saja yang bisa berselancar di jalan tol. Hanya roda empat. Sepeda motor, bajaj, becak, ya enggak termasuk bisa masuk ke jalan tol. Apalagi sepeda gowes.

Anda ingat juga kan, Anies pernah mengubah fungsi jalan di Tanah Abang, buat pedagang kaki lima, dia menutup jalan. Terus kebijakannya itu digugat warga. Karena memang kebijakannya itu melanggar undang-undang, melanggar peraturan. Saat digugat, ternyata pengadilan memenangkan warga, karena Anies memang ya dinyatakan melanggar undang-undang, dan dia harus mengubah kebijakannya.

Nah, kini kebiasaan menentang aturan mau dilakukan lagi, dengan usulan sepeda masuk jalan tol. Tidak cuma itu sih, alasan lain yang disampaikan Eep dalam tulisannya menjawab tulisan saya. Katanya begini, "Gubernur ingin memberikan kesempatan kepada anak Jakarta, warga Jakarta bersepeda di atas, menyaksikan kotanya dari ketinggian di bawah terang sinar matahari yang baru terbit dari arah timur."

Itu alasannya kenapa Anies meminta sepeda masuk jalan tol. Puitis banget kan alasannya. Sekaligus lucu. Bayangkan cuma mau melihat matahari pagi dilakukan dengan cara menutup jalan tol.

Kan Eep pasti tahu dong, jalan tol Lingkar Dalam Jakarta itu bentuknya melingkar. Jadi menutup satu ruas, ya sama saja menutup seluruh jalan. Coba Anda bayangkan bagi mereka yang mau ke Bandara Soekarno Hatta pagi-pagi. Sudah jalan di bawahnya ada CFD atau Car Free Day, enggak bisa lewat mobil. Eh, jalan tolnya juga enggak bisa dilalui, Terus mau lewat mana? Susah kan?

Nah, kini kebiasaan menentang aturan mau dilakukan lagi, dengan usulan sepeda masuk jalan tol.

Nah, tolnya kan melingkar kata dia, jadi Anda bisanya harus lewat Tanjung Priok, lewat Slipi dan lain-lain. Kalau begitu alasannya, berarti Anda harus berkendaraan lebih jauh. Anda tahu kan berkendaraan lebih jauh itu pasti lebih banyak membuang emisi, membuang asap, membuang gas buang. Sementara alasan CFD itu agar berkurangnya emisi, berkurangnya gas buang.

Jadi ketika Anda tutup jalan tol, sementara kendaraan Anda alihkan untuk berputar lebih jauh, ya akibatnya kebijakan CFD atau dasar pengambilan keputusan CFD tidak bisa lagi Anda gunakan. Aneh kan?

Tapi sebetulnya yang jadi pertanyaan saya, kenapa untuk sebuah kebijakan yang aneh itu, harus Eep Saifullah Fatah yang menjawab. Itu yang bikin saya sampai sekarang bingung. Harus dijawab seorang konsultan politik. Bagi saya, maksud saya, salah enggak sih kalau saya berpikir usulan kebijakan itu cuma cara politik untuk target yang lebih besar.

Mungkin ya, ini mungkin, pertama mungkin saja kebijakan ngaco itu untuk mengalihkan perhatian kita atas data konfirmasi pasien positif Covid-19 di Jakarta, yang sampai sekarang semakin luar biasa.

Maksudnya mengalihkan perhatian kita dari kegagalan Pemda DKI menangani Covid-19. Tahu dong, Jakarta per hari ini semuanya zona merah. Kita enggak tahu apakah zona merah itu disebabkan karena kebijakan ganjil-genap ikut menyumbang jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta.

Kebijakan ganjil-genap kan tujuannya memindahkan orang dari naik kendaraan pribadi menjadi naik kendaraan umum. Kan begitu. Logikanya, lebih berisiko mana Anda naik mobil pribadi atau naik bus atau naik kereta? Lebih berisiko mana tertular Covid-19?

Kenapa kebijakan ganjil-genap diterapkan, sementara PSBB (transisi) terus diperpanjang? Kan, aneh. Tapi entah kenapa, Pemda ngotot banget menetapkan ganjil-genap pada saat kayak begini. Saya juga heran. Bahkan kabarnya sebentar lagi kebijakannya enggak cuma buat mobil, juga buat motor.

Kebijakan lain, memajang peti mati di pinggir jalan, dibarengi dengan orang disuruh berdesakan di kendaraan umum. Itu menurut saya sesuatu yang berlawanan, anomali. Satunya menakut-nakuti, satunya lagi orang harus tetap berinteraksi dengan orang di kendaraan yang berdesak-desakan.

Makanya, untuk mengalihkan perhatian orang dari kegagalan tersebut, dicari isu yang aneh dan kontroversial. Agar kita lupa. Segala sepeda masuk tol. Itu kemungkinan pertama. Kemungkinan kedua, kenapa harus Eep yang menanggapi? Mungkin juga kebijakan ngaco ini bisa jadi alat ukur, seberapa besar sih loyalitas pendukung, orang kepada Anies Baswedan.

Sebagai salah satu konsultan politik, Eep mungkin berkepentingan untuk mengukur loyalitas itu, dengan mengetahui apakah dukungan kepada Anies tetap tinggi, meskipun dia mengeluarkan kebijakan yang ngaco. Kalau dukungannya tetap solid, artinya dukungan kepada Anies memang tanpa reserve. Tanpa syarat. Bahkan tanpa akal sehat.

Secara politik dukungan seperti itu bernilai sangat luar biasa. Jadi apa saja yang dilakukan pasti didukung. Mungkin juga, usulan aneh sepeda masuk tol itu sebagai upaya agar nama Anies sering dibicarakan orang, atau selalu dibicarakan orang.

Ada dua sih orang yang bisa dibicarakan orang, satu bicarakan prestasinya, kalau punya prestasi. Kalau enggak punya prestasi, orang juga tertarik membicarakan orang yang paling aneh. Paling ngaco. Paling di luar nalar.

Bagi saya, usulan sepeda masuk tol ini benar-benar ide yang out of the brain dari seorang Gubernur Jakarta. 

*Pegiat Media Sosial


Berita terkait
Para Aktivis Kompak Serbu Anies Baswedan
Sejumlah aktivis dan pakar di DKI Jakarta mengkritik pedas kinerja Gubernur DKI Anies Baswedan yang belum sepenuhnya maksimal
Gubernur Anies Terbitkan Aturan Motor Kena Ganjil-Genap
Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan aturan baru bahwa sepeda motor terkena aturan pembatasan kendaraan ganjil-genap.
Denny Siregar: Peti Mati Anies Baswedan
Siapa pun ketawa melihat cara Anies Baswedan ingatkan warga Jakarta bahaya C-19. Enggak usahlah dipamer-pamerkan peti mati segala. Denny Siregar.
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura