Simalungun - Seorang anggota DPRD Simalungun berinisial BS, 46 tahun, terlibat adu jotos dengan KAH, 41 tahun, warga Huta Bayu, Kelurahan Huta Bayu, Kecamatan Huta Bayu Raja, Kabupaten Simalungun, Sumut pada Minggu, 20 September 2020.
Perkelahian terjadi karena saling ejek terkait bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati. BS mendukung bapaslon Radiapoh Hasiholan Sinaga-Zonny Waldi, sedangkan KAH mendukung Anton Saragih-Rospita Sitorus.
Pasca peristiwa tersebut, KAH kini mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tuan Rondahaim, Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, karena mengalami luka.
Ditemui di rumah sakit, KAH menceritakan dirinya dikeroyok BS dan dua rekannya di salah satu warung di Dusun Parmonangan, Kecamatan Huta Bayu Raja. Dia sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.
"Awalnya ini karena pilkada. Dia nyanyi, orasi, tapi menghina dan mencemarkan nama baik pasangan calon yang saya dukung," katanya, Senin, 21 September 2020.
Menurut KAH, karena dia merupakan tim pemenangan Anton-Rospita yang didukung partainya dan selaku ketua ranting PDIP dia melayangkan protes.
Protesnya ternyata dibalas BS dengan umpatan memakai kalimat kotor. KAH pun membalasnya dengan bahasa kotor. Hingga kemudian mereka terlibat cekcok mulut.
"Cekcoklah aku sama dia kuteleponlah korwilku untuk datang ke TKP," sebutnya.
Saat bertelepon, KAH mengaku, ada seorang rekan BS berinisial RS menjemput AS, seorang rekannya yang lain agar datang ke lokasi kejadian.
Saya menyerahkan ini ke pihak kepolisian. Lihat saja nanti perjalanan hukumnya
Setibanya teman BS tersebut di lokasi, mereka langsung mengeroyok KAH. "Langsung datang orang ini dua, menyerangku. Mencekik dan memukulku sampai ngak bisa napas," ucapnya.
Dikatakannya, ia berupaya melakukan perlawanan terhadap keduanya, dengan meloloskan diri dari pukulan dan cekikan tersebut.
"Begitu sudah lepas, aku serang orang itu. Begitu kuserang, kepalaku bagian belakang kena pukul. Kutoleh ke belakang, ternyata si BS yang memukul. Dia itu Ketua DPC Partai Berkarya," terangnya.
Pertemuan antara KAH dan BS baru kali pertama terjadi di warung milik warga itu.
Hingga kini, KAH pun masih terbaring di RSUD Tuan Rondahaim dengan luka lebam di bagian mata, kepala belakang dan tujuh jahitan di tangan kanannya.
Sementara itu, BS membantah melakukan pemukulan kepada KAH.
"Kejadian itu saat saya baru pulang ibadah, dia datang ke meja kami. Kata dia paslon yang saya dukung itu rentenir. Karena dia mengaku lama tinggal di Pulau Batam dan kenal sekali dengan paslon yang saya dukung," kata BS saat ditemui di kediamannya.
Saat terjadi pertikaian, BS mengaku dipukul KAH. Pemukulan itu pun, sebut BS, sudah dilaporkan kepada polisi.
"Dia langsung menumbuk (memukul) pipi sebelah kanan saya. Saya tidak membalas. Namun diulang pada pundak saya dua sampai tiga kali. Korbannya saya, bukan dia," sebutnya.
"Semua kejadian ini nanti dilihat saja. Saya menyerahkan ini ke pihak kepolisian. Lihat saja nanti perjalanan hukumnya. Saya siap memberikan keterangan yang sebenarnya," sambung BS sembari menunjukkan surat laporan kepolisian.
Kepala Polres Simalungun, Ajun Komisaris Besar Polisi Agus Waluyo, membenarkan keduanya sama-sama membuat laporan.
"Kami sudah menerima dua laporan. Kami harus melakukan upaya-upaya proses sesuai dengan SOP dalam penyidikan tersebut. Hari ini kami dalami, termasuk keterangan saksi-saksi. Saya minta waktunya dan mohon sabar," kata Agus dihubungi terpisah.
Agus pun meminta kepada masyarakat untuk menahan diri, jangan terpancing dengan isu-isu negatif menjelang Pilkada 2020 di wilayah Kabupaten Simalungun. []