Andi Arief ke BPN Prabowo-Sandi: Jangan Bicara Bagi-bagi Kekuasaan

Pernyataan Andi Arief soal jatah 7 kursi menteri kepada partai koalisi BPN, PAN.
Mantan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief. (Foto: Twitter/@andiarief__)

Jakarta, (Tagar 1/4/2019) - Mantan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief mengkritik Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo, yang mengatakan bakal memberi jatah 7 kursi menteri kepada partai koalisi BPN, yakni Partai Amanat Nasional (PAN).

Andi Arief menilai, sebaiknya Hashim fokus pada pemenangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Terkait bagi-bagi kursi yang diutarakannnya, kata Andi, dapat memecah konsentrasi latas bakal ada yang menyikapi negatif.

"Menang aja dulu Pak Hashim, jangan bicara bagi-bagi kekuasaan. Nanti Rakyat marah," cuitnya melalui akun Twitter @andiarief__, pada Senin (1/4).

HasimHasim

Cuitan tersebut dilontarkan Andi saat menanggapi pemberitaan di salah satu media online yang menyebut Hasyim menjanjikan jatah 7 kursi menteri untuk PAN.

Diketahui sebelumnya, adik kandung Prabowo Subianto itu mengatakan kepada awak media bahwa pihak BPN telah sepakat memberikan sejumlah posisi menteri kepada dua partai dalam koalisi.

Namun, ketika ditanya terkait jatah posisi menteri untuk Partai Demokrat, dia menyebut jatah untuk partai biru belum ditentukan. Hashim juga mengatakan kalau nama Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk menjadi salah satu nama yang dipertimbangkan.

"Kita kan sudah sepakat dengan PAN, kalau Pak Prabowo dan Pak Sandi menang itu sudah ada 7 menteri akan nanti alokasi untuk PAN, 6 kursi menteri untuk PKS. Terus untuk partai-partai lain saya kira masih dalam diskusi. Itu sudah jelas," kata Hashim di Ayana Midplaza, Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (1/4).

"Demokrat masih belum definitif, (AHY) Salah satu yang dipertimbangkan," katanya lagi.

Partai koalisi pendukung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terbentuk pada Selasa 18 September 2018. Kumpulan partai pemenangan Prabowo-Sandi itu bernama Koalisi Indonesia Adil Makmur.

Koalisi partai pemenangan Prabowo-Sandi terdiri dari Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat. Menyusul kemudian Partai Berkarya besutan Tommy Soeharto yang merapat ke Koalisi Indonesia Adil Makmur.

Baca juga:

Berita terkait