Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeberkan terjadinya kekisruhan akan rencana pengambilalihan paksa partai yang dipimpinnya.
Ia menuding mereka yang terlibat adalah para eks kader partai dan berkoalisi dengan pejabat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). AHY pun langsung berkirim surat ke Jokowi soal adanya dugaan keterlibatan pembantunya tersebut.
"Tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada yang terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," ucap AHY di Jakarta, Senin, 1 Februari 2021.
Anas Sempat Ingatkan SBY Karma Pasti Tiba
Pada 2017, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar keluar dari penjara mengungkapkan bahwa kasusnya merupakan kriminalisasi penguasa saat itu yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY0, ayah AHY.
Pengakuan tersebut disambut Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang mengungkap hal serupa. Seperti Antasari, Anas juga menjadi korban kriminalisasi SBY.
Disampaikan I Gede Pasek Suardia, Anas menginginkan SBY mengakui perlakuannya itu. Mulai dari ancaman melalui pesan singkat pasca Musyawarah Daerah di Sulawesi Utara, hingga Anas ditersangkakan korupsi kasus Hambalang.
“Mumpung Pak Antasari sudah mengangkat soal kriminalisasi, Mas Anas mengingatkan lagi bahwa bukan hanya Pak Antasari, Mas Anas Urbaningrum juga,” ujar Pasek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 14 Februari 2017.
Pasek mengatakan, Anas merasa tidak terima dengan hukuman penjara 19 tahun yang dijalaninya. Dia lantas meminta kesaksian di persidangan kasus korupsi hambalang itu dibuka kembali untuk membuktikan ada kriminalisasi yang dilakukaan SBY.
“Siap diuji semua dokumen-dokumen persidangan, semua saksi-saksi dibuka. Kalau memang mau dilakukan eksaminasi terhadap kasus beliau (Anas) silakan, dibuka semua dan dicarikan tim pencari fakta, wajar atau tidak,” tutur Pasek.
Kata dia, Anas merasa menjadi target hukuman yang mematikan dengan dibarengi pencabutan hak politiknya sebagai anak muda bangsa.
“Saya dipaksa mati muda akibat persoalan dalam internal partai,” kata Pasek menirukan perkataan Anas.
- Baca juga: AHY Minta Klarifikasi Jokowi Soal Gerakan Pengambilalihan Demokrat
- Baca juga: Dituding Ingin Kudeta AHY, Moeldoko: Saya Mencintai Demokrat
Untuk itu, Anas berharap SBY segera meminta maaf agar karma tidak menimpanya.
“Ini kata beliau (Anas) ya, karma itu nyata, hanya soal waktu,” ucap politikus asal Bali itu.
Anas, lanjut mantan wakil ketua umum Partai Demokrat itu, juga menyampaikan agar tidak ada lagi korban selanjutnya.
“Hati-hati jangan sampai ada korban selanjutnya lagi. Saya kira itu mungkin dari saya dulu,” ucapnya. []