Amerika Kutuk Serangan Houthi ke Bandara Arab Saudi

Amerika kutuk serangan pemberontak Houthi ke sebuah bandara di barat daya Arab Saudi dengan pesawat nirawak bermuatan bom
Bandara Abha di Arab Saudi setelah serangan kelompok Houthi pada 13 Juni 2019 (Foto: voaindoneia.com/Reuters)

Jakarta – Amerika mengutuk serangan pemberontak Houthi yang menarget sebuah bandara di barat daya Arab Saudi dengan pesawat nirawak bermuatan bom. Serangan itu menyebabkan sebuah pesawat penumpang yang berada di landasan pacu itu terbakar.

Stasiun televisi di negara kerajaan itu melaporkan serangan pesawat nirawak itu berpotensi akan meningkatkan perang di Yaman.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan “Kami mengutuk serangan Houthi terhadap Bandara Internasional Abha di Arab Saudi, sebuah bandara sipil." Serangan dikabarkan terjadi 10 Februari 2021.

jubir gedung putihJuru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, saat konferensi pers di Gedung Putih, Jumat, 22 Januari 2021, di Washington DC (Foto: voaindonesia.com - AP/Evan Vucci)

Psaki menambahkan serangan itu bertepatan dengan lawatan pertama Utusan Khusus Amerika, Timothy Lenderking, ke kawasan itu dan upayanya membawa perdamaian yang langgeng di Yaman, yang akan mengurangi penderitaan rakyat Yaman. Namun Houthi terus menunjukkan keinginan untuk memperpanjang perang dengan menyerang Arab Saudi, termasuk serangan terhadap warga sipil.

"Kami akan terus melanjutkan jangkauan diplomatik kami, dan terlibat dengan berbagai pihak, termasuk anggota Kongres, organisasi bantuan kemanusiaan, Utusan Khusus PBB dan lainnya untuk merundingkan upaya mengakhiri perang," ujarnya.

Tidak ada satu orang pun yang luka-luka dalam serangan itu, tetapi pesawat penumpang yang rusak di bandara Abha itu mengingatkan bahaya yang ditimbulkan pemberontak Houthi terhadap Arab Saudi, yang hampir enam tahun lalu melancarkan kampanye pemboman yang meluluhlantakkan Yaman, negara termiskin di dunia Arab.

Kelompok Houthi yang berpihak pada Iran itu segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Seorang juru bicara militer menegaskan bahwa Houthi menilai bandara Abha sebagai sasaran militer, bukan sipil.

sukuSuku yang setia kepada pemberontak Houthi mengangkat senjata mereka di Sanaa, Yaman. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Presiden Joe Biden telah menyoroti konflik brutal itu pekan lalu ketika menyatakan Amerika akan mengakhiri dukungan pada ofensif militer pimpinan Arab Saudi, termasuk penjualan senjata “yang relevan.”

Pemerintah Biden juga mencabut Houthi dari daftar organisasi teroris, dan menyinggung soal perlunya memitigasi krisis kemanusiaan di Yaman.

Namun, Biden menekankan bahwa Amerika akan tetap membantu Arab Saudi membela diri terhadap serangan dari luar, sebagai bagian dari menjaga keamanan, terutama kontraterorisme dan hubungan militer dengan negara kerajaan yang merupakan mitra strategis dan raksasa minyak dunia itu (em/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Amerika Serikat Akan Jadikan Houthi Yaman Organisasi Teroris
Menlu AS, Mike Pompeo, mengatakan berencana tetapkan kelompok pemberontak Houthi Yaman sebagai organisasi teroris
Yaman Kutuk Serangan Rudal Milisi Houthi yang Sasar Sekolah
Menteri Informasi Yaman, Muammar El-Eryani mengutuk serangan rudal Houthi yang menyasar sekolah di Marib.
AS Minta Militan Houthi Hentikan Serangan ke Arab Saudi
Amerika Serikat (AS) meminta pemberontak milian Houthi di Yaman untuk berhenti melancarkan serangan ke Arab Saudi.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.