Alfiani, Baru Dua Bulan Jadi Pramugari Lion Air

Alfiani Hidayatul Solikah pramugari Lion Air JT 610. Semasa hidup ia dikenal sebagai siswi yang pintar di sekolahnya.
Seorang kerabat memegangi foto salah seorang pramugari pesawat Lion Air JT 610 yang mengalami kecelakaan, Alfiani Hidayatul Solikah di depan kedua orangtua Alfiani, Slamet (kiri) dan Kartini (kedua kiri) di rumahnya Desa Mojorejo, Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (30/10/2018). Alfiani merupakan salah seorang pramugari yang ikut dalam penerbangan pesawat Lion Air JT 610 yang mengalami kecelakaan di perairan Karawang Jawa Barat. (Foto: Antara/Siswowidodo)

Jakarta, (Tagar 5/11/2018) - Alfiani Hidayatul Solikah, pramugari Lion Air yang ikut menjadi korban jatuhnya pesawat bernomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, dikenal sebagai siswi yang pintar saat masa sekolahnya.

Gadis berusia 20 tahun itu merupakan lulusan SMA Negeri 1 Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang pada masa sekolahnya sering diikutkan dalam lomba debat Bahasa Inggris.

"Anaknya smart, pintar, dan ketika kelas 10 selalu dapat rangking," ujar Rindang Wahyu, guru Bahasa Inggris Alfi, sapaan akrab si pramugari di SMA Negeri 1 Dolopo pada kantor berita Antara.

Rindang mengaku memiliki hubungan emosi yang dekat dengan mantan anak didiknya tersebut. Bahkan sehari sebelum kecelakaan, ia sempat berkomunikasi melalui WhatsApp. Keduanya sering chatting dengan menggunakan Bahasa Inggris.

"Dalam chat itu, dia (Alfiani) mengeluh capek, stres, dan merasa hidupnya berat. Akhir-akhir ini saat chat dia sering mengeluh lelah. Dia ingin pulang karena kangen orangtuanya," kata Rindang.

Melalui chat itu pula, Rindang selalu memberi dukungan dan menyemangatinya, bahwa banyak teman sekolahnya yang ingin seperti Alfi, bisa berkarier mulus selepas lulus SMA.

Setelah lulus SMA Negeri 1 Dolopo di tahun 2017, anak tunggal dari pasangan Slamet dan Sukartini itu melanjutkan pendidikan ke sekolah pramugari di Jogja Flight selama setahun. 

Sekitar Dua Bulan Lalu Alfiani Diterima Bekerja di Lion Air

Hingga kini Rindang masih belum percaya jika Alfi ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Karawang, Jawa Barat.

Ia mengaku pertama kali tahu kecelakaan tersebut dari grup WhatsApp sekolah.

"Kami semua tidak mengira, karena berpikir tidak ada kaitannya. Setelah nama-nama korban tersebar, tersadar kok ada nama Alfi. Masih berulang kali meyakinkan diri bahwa tak mungkin ini Alfi. Saya juga berusaha kontak, namun tak ada balasan," katanya.

Di rumah duka yang berada di Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, sudah terpasang tenda dan berderet-deret kursi. Meski belum mendapat kepastian meninggal, namun tetangga, saudara, dan juga sahabat terus berdatangan.

Meski belum menerima informasi keberadaan dari Alfiani, keluarga masih bersabar dan berharap berita baik tentang dara cantik tersebut.

Terlebih beberapa jam sebelum dinyatakan pesawatnya jatuh, Alfi sempat menghubungi ibunya dan mengabari kalau akan terbang ke Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Malamnya itu pesan (telepon) kalau mau terbang ke Balikpapan. Tidak tahunya ada musibah ini," ungkap ibu korban, Sukartini.

Menurutnya, kontak terakhir dengan anak semata wayangnya itu dilakukan pada Minggu (28/10) malam.

Sukartini juga tidak tahu jika ternyata jadwal tugas putrinya tersebut dipindah ke Pangkalpinang, Bangka Belitung, hingga akhirnya mendengar kabar jika pesawatnya jatuh.

Belum Pernah Pulang 

Berdasarkan informasi keluarga, sejak bekerja menjadi pramugari di Lion Air, Alfi belum pernah pulang ke kampung halamannya. Hal itu semakin membuat keluarganya sangat terpukul.

"Terakhir bertemu saat diterima jadi pramugari. Ia sempat pulang bertemu dengan keluarga yang juga sedang berkumpul, semua senang kalau Alfiani diterima bekerja sebagai pramugari. Ia juga meminta doa restu," kata paman Alfi, Suwito.

Hingga sepekan setelah pesawat Lion Air JT 610 jatuh, keadaan Alfiani belum diketahui. Meski kecil kemungkinan, keluarga masih berharap Alfiani bisa selamat. Pihak keluarga juga berharap, sosok yang dikenal baik dan pintar itu segera ditemukan.

Sementara itu, tim dari "Disaster Victim Identification" (DVI) Polda Jatim telah mengambil sampel DNA dari kedua orangtua Alfiani.

Tim tersebut mengambil sampel dengan mendatangi rumah keluarga korban yang berada di Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

"Sampel DNA yang kami ambil ini untuk kepentingan identifikasi jenazah yang ditemukan di Jakarta," ujar anggota tim DVI Polda Jatim drg Yurika Artanti.

Selain mengambil sampel darah, Tim DVI juga mengambil sampel kuku dan rambut kedua orangtua Alfi yang akan dicocokkan dengan DNA korban.

Tim tersebut juga meminta keterangan dari pihak keluarga tentang apa pun yang ada pada tubuh Alfi dan dimungkinkan bisa menjadi ciri khas untuk mengenali korban.

Di antaranya tentang tanda lahir, bekas luka, foto terbaru, berat dan tinggi badan, serta properti lain yang biasa dipakai korban, seperti anting atau kalung.

"DNA itu data primer. Tapi selain itu kami juga menanyakan properti yang biasa digunakan sebagai data sekunder untuk membandingkan dengan data yang sudah ada," katanya.

Menurut Yurika, hasil sampel yang diambil tersebut akan dikirim ke Jakarta untuk dicocokkan dengan jenazah korban Lion Air JT 610 yang sudah ditemukan.

Berdasarkan informasi, sejauh ini tim DVI telah berhasil mengindentifikasi 14 korban Lion Air JT 610.

Pada hari Minggu (4/11) hingga malam hari, tim DVI Polri telah mengidentifikasi tujuh jenazah, yaitu Rohmanir Pandi Sagala, Dodi Junaidi, Muhammad Nasir, Janry Efriyanto Sianturi, Karmin, Harwinoko, dan Verian Utama.

Sebelumnya sudah ada tujuh korban yang berhasil diidentifikasi, yakni Endang Nur Sribagusnita, Wahyu Susilo, Fauzan Azima, Jannatun Cintya Dewi, Candra Kirana, Monni, dan Hizkia Jorry Saroinsong.

Rumah sakit Polri Sukanto lalu akan menyerahkan jenazah yang telah teridentifikasi kepada keluarga korban sambil terus melanjutkan proses identifikasi terhadap para korban lainnya.
Karena total korban dari peristiwa jatuhnya Lion Air JT 610 tersebut mencapai 189 penumpang, tentu proses ini akan memakan waktu dan membutuhkan kesabaran keluarga korban. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.