Jakarta - WhatsApp Business meluncur sejak 2018. Kehadirannya diklaim telah membantu sekira lima juta pengguna yang melakoni bisnis kecil dan menengah di dunia.
Untuk dapat mengakses layanan ini, pengguna harus mengunduh WhatsApp Business secara terpisah dengan aplikasi WhatsApp yang biasa.
Direktur Komunikasi APAC WhatsApp Sravanthi Dev mengatakan menggabungkan kedua layanan ini telah dibicarakan pihaknya. Namun, mereka tetap memilih untuk memisahkan keduanya.
Logo WhatsApp. (Foto: Antara/pixabay/creative commons)
"Kami sudah membicarakan soal ini secara internal. Tapi feedback yang kami dapatkan dari pelaku bisnis, mereka lebih prefer untuk melakukan kegiatan bisnis dan personalnya secara terpisah," kata Dev, dikutip dari Antara, Selasa, 3 Desember 2019.
Lebih lanjut, dia mengatakan berdasarkan masukan yang WhatsApp terima, pelaku bisnis di WhatsApp Business hanya menggunakan aplikasi tersebut untuk terhubung dengan pelanggannya saja, bukan untuk hubungan personal.
"Seperti yang kami tahu, pengguna memakai WhatsApp di kehidupan personalnya, untuk percakapan yang privat seperti keluarga dan teman," kata Dev.
"Sedangkan di WhatsApp Business mereka menggunakannya untuk reach out dengan pelanggan, setelah transaksi lalu percakapan itu biasanya selesai," ujarnya.
WhatsApp Business akan mengizinkan informasi tambahan pada halaman profil, seperti deskripsi bisnis, email atau alamat toko, dan situs web, yang akan membantu pelanggan terhubung dengan mereka. (dailymail.co.uk)Dari pertimbangan itulah, WhatsApp memilih untuk tetap memisahkan kedua layanan yang dinilai memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing.
Bicara mengenai perkembangan fitur dari WhatsApp Business, Dev mengatakan pihaknya terbuka dengan masukan para pengguna untuk mempermudah kegiatan jual-beli mereka.
"Kami sangat terbuka untuk saran dan kemungkinan-kemungkinan lain untuk fitur di platform WhatsApp Business ini," kata Dev. []
