Alasan Polri Bentuk Satgas Begal Jelang Ramadan 2020

Alasan Polri membentuk satuan tugas (satgas) begal dan premanisme menjelang masuknya bulan Ramadan tahun 2020.
Ilustrasi anggota Polri bertugas menjelang Ramadan 2020. (Foto: Dok Kepolisian/Tagar/Harun Susanto)

Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) resmi membentuk satuan tugas (satgas) begal dan premanisme. Satgas itu dibentuk untuk menambah rasa aman masyarakat di berbagai wilayah menjelang masuknya bulan Ramadan tahun 2020.

"Itu masing-masing Polda dikomandani Direktur Reserse Kriminal Umum, untuk menangani begal," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigadir Jenderal Argo Yuwono dalam keterangannya, Selasa, 21 April 2020.

Satgas itu juga untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tetap terpelihara. Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu pun berharap situasi berjalan kondusif selama Ramadan.

Pelaku kejahatan dapat dijerat pemberatan dari pidana pokok.

Argo menegaskan polisi akan meengganjar setiap pelaku kejahatan yang berulah selama masa penanganan pandemi virus corona dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai wilayah.

Menurutnya, dalam Pasal 363 KUHP menyebutkan para pelaku kejahatan selama bencana dapat diberikan pemberatan atas hukuman pidana yang dijatuhkan. "Pelaku kejahatan dapat dijerat pemberatan dari pidana pokok," ucap Argo.

Baca juga:

Sebelumnya, Polri mencatat angka kriminalitas selama pemberlakuan PSBB di sejumlah daerah, termasuk DKI Jakarta, meningkat hingga 11,8 persen. Adapun tren kejahatan yang paling banyak terjadi adalah pencurian dengan pemberatan.

Tak hanya itu, pembebasan narapidana dan anak binaan melalui program asimilasi dan integrasi Kementerian Hukum dan Keamanan (Kemenkumham) juga menimbulkan keresahan masyarakat. Kepolisian menyebut setidaknya 28 orang napi kembali melakukan kejahatan. []

Berita terkait
Yasonna Diminta Ganti Rugi Korban Kriminal Napi Asimilasi
Menkumham Yasonna Laoly diminta mengganti kerugian masyarakat akibat narapidana kembali berulah kriminal setelah mendapatkan asimilasi.
Maling HP, Napi Asimilasi di Padang Ditembak Polisi
Seorang narapidana di Padang yang mendapatkan hak asimilasi ditembak polisi karena maling HP.
Kabaharkam: Asimilasi Napi Timbulkan Masalah Baru
Kepala Kabarhakam Polri Agus Andrianto menilai pembebasan narapidana dalam asimilasi berpotensi menimbulkan masalah baru, karena mereka tak kerja.