Jakarta - Machfud Arifin calon Wali Kota Surabaya nomor urut 2 diprotes oleh Deajeng seorang pelajar karena mengunggah foto tanpa izin di akun Instagram pribadinya.
Deajeng menulis di kolom komentar Instagram @cak.machfudarifin dengan kalimat yang menunjukan bahwa ia sangat kecewa dengan masalah ini.
"Permisi Pak, ini kok ada foto saya dan teman-teman saya di postingan bapak, tanpa ada izin ya pak? Dan sebelumnya Bu Risma juga ada di foto tersebut berada di tengah kami, kok jadi ndak ada?" tulis pelajar dengan akun @deajengramadin itu.
Tidak hanya pada satu unggahan, pelajar tersebut juga protes di unggahan lainnya yang juga mengambil foto dia dan teman-temannya sebagai penari tanpa izin. Tercatat sedikitnya dua unggahan yang diprotes sang penari, yaitu pada 13 Maret dan 19 Maret 2020 lalu.
Dalam dua unggahan yang mengambil foto para penari pelajar tersebut, Machfud Arifin menulis caption tentang kesenian Surabaya dan niatnya untuk mengabdi sebagai calon wali kota.
Dalam keterangan kepada media, pelajar yang kini sudah duduk di bangku kuliah dengan nama lengkap Deajeng Ferenaza Ramadin itu mengakui bahwa dia melayangkan protes atas unggahan foto itu.
”Kami sangat menyayangkan adanya foto kami, para penari di acara Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2015 yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya, diedit dan ditayangkan di postingan instagram @cak.machfudarifin, tanpa seizin kami,” ujarnya pada 13 Oktober 2020.
Foto yang digunakan itu, kami abadikan saat momen berfoto bersama Ibu Walikota Tri Rismaharini yg sebenarnya berada di tengah kami. Namun dalam unggahan yang telah diedit tersebut, foto Bu Risma dihilangkan
Pada 2015, Deajeng merupakan pelajar di salah satu SMA di Surabaya. ”Foto tersebut digunakan dan diunggah oleh akun tersebut pada bulan Maret, namun kami baru menyadarinya akhir-akhir ini,” katanya.
Dia menjelaskan, dalam foto tersebut sebenarnya juga ada sosok Risma, namun dalam unggahan Machfud Arifin dihilangkan.
”Foto yang digunakan itu, kami abadikan saat momen berfoto bersama Ibu Walikota Tri Rismaharini yg sebenarnya berada di tengah kami. Namun dalam unggahan yang telah diedit tersebut, foto Bu Risma dihilangkan,” jelasnya.
Deajeng memaparkan, foto tersebut bisa jadi diambil melalui mesin pencari Google, karena memang foto itu pernah diunggah di Facebook.
“Kami sangat menyayangkan penggunaan foto itu untuk keperluan politik tanpa ada izin dari kami. Harapan kami, semoga ada klarifikasi dari pihak tim @cak.machfudarifin kepada kami maupun kepada publik tentang penggunaan foto kami. Semoga pilkada dapat jadi ajang adu karya yang sehat bagi semua peserta,” kata Deajeng yang kini sudah duduk di bangku kuliah. []
Baca juga: