Yogyakarta - Penurunan daya imunitas tubuh tidak hanya ditentukan oleh perilaku yang tidak sehat saja, tapi juga ditentukan oleh rasa cemas, panik, tidak bahagia, dan putus asa. Banyak Penelitian ilmiah telah membuktikannya.
Kecemasan, perasaan tidak bahagia, depresi akan menyebabkan penekanan Imunoglobulin A (IgA). Adalah molekul glikoprotein yang dihasilkan oleh sel plasma dan berfungsi sebagai antibodi. Jika IgA tidak berfungsi dengan baik bisa menyebabkan mudah terserang infeksi pernafasan.
Direktur Utama Rumah Sakit Happy Land Yogyakarta, DR dr Bondan Agus Suryanto mengatakan, perasaan sedih mengakibatkan menurunnya aktivitas limfosit darah. Kondisi tersebut membuat pertahanan tubuh menjadi lemah.
Sebalinya, sikap optimistis mampu menekan stres tubuh. Stres yang rendah menurunkan radikal bebas. Ketika radikal bebas dalam tubuh rendah, immunitas tubuh akan meningkat.
Bahkan bisa mempercepat penyembuhan jika sakit, termasuk terhadap penyakit Corona.
"Jadi pada orang yang selalu optimis dan berpikir positif, kadar radikal bebas rendah, berarti orang tersebut bisa awet muda, immunitas tubuhnya tinggi," kata dr. Bondan dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu, 28 Maret 2020.
Menurut dia, dengan imunitas tinggi otomatis lebih sulit terkena penyakit. "Bahkan bisa mempercepat penyembuhan jika sakit, termasuk terhadap penyakit Corona," katanya.
Bagaimana cara untuk selalu berperasaan bahagia dan tidak stres? Salah satu caranya dengan melakukan meditasi yang membangun kesadaran diri atau mindfullness meditation secara rutin. Pasalnya apa yang dipikirkan bisa dirasakan oleh tubuh.
"Dalam meditasi itu lakukan konsentrasi pikiran, dan kemudian imajinasikan, rasakan, camkan, berulang-ulang kata-kata dengan izin Tuhan saya bahagia, dengan izin Tuhan saya sehat, saya merasa optimis penuh pengharapan," katanya.
Dengan demikian hormon dalam tubuh akan bekerja menyesuaikan diri dengan apa yang dirasakan dan dipikirkan. "Kita menjadi lebih tahan terhadap penyakit dan stres," ungkapnya. []
Baca Juga:
- Catatan Wakil Wali Kota Yogyakarta tentang Covid-19
- Psikolog UGM: Siasat Atasi Paranoid Covid-19
- Perbedaan Rapid Test dan PCR untuk Deteksi Covid-19